Taiwan memiliki bubble tea atau dikenal juga pearl milk tea, bubble milk tea, atau boba. Popularitas minuman ini mulai muncul tahun 1980 di wilayah Taichung. Dua varietas yang paling digemari yaitu black pearl milk tea dan green pearl milk tea.  Selain teh dan  susu, racikan bubble tea masih ditambah gula, krimer, perasa, dan tapioka.
Teh Thailand, dark Thai iced tea mirip dengan es teh di Indonesia jika disajikan dingin. Ada juga varian rasa jeruk lime Thai tea yang juga tersaji adem berkat campuran es. Â Tanpa susu.
Satu-satunya  delegasi yang masuk kategori #MilkTeaAlliance adalah Thai hot tea, teh susu panas. Sedangkan satu lagi varian panas lainnya yaitu dark Thai hot tea ternyata juga tidak mengandung susu. Kata Wikipedia begitu.
Akibat gerakan berlogo  teh susu gelas ini mungkin di China akan terbit larangan terhadap budaya dan berbagai  jalur penyebaran  paham bahwa minum teh harus ada susunya. Akan tetapi, apakah di kalangan aktivis pro-demokrasi  muncul keharusan untuk mencampur teh dengan susu? Jika terjadi berarti hal itu tentu menjadi tidak demokratis.
Emoji untuk mewakili tagar #MilkTeaAlliance hanyalah simbol peringkas gagasan yang kompleks dengan berbagai kepentingan di belakangnya. Jangan-jangan twitter juga punya kepentingan, misalnya agar loyalis warga twitland tetap betah tinggal di sana. Itu bisnisnya yang notabene platform ini dilarang di China.
Indonesia dalam hal ini kurang begitu terlibat dan tidak mempopulerkan emoji atau tagar tadi. Bukan berarti  tidak atau kurang demokratis, tetapi masalahnya di sini semua jenis minuman ada. Teh celup, susu, teh susu, soda susu, teh tubruk, lemon tea, hingga bajigur, bir pletok, kopi-kopian, sopi, dan cap tikus. Jauh lebih, atau sudah merasa demokratis.***
