Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Menpar Sandiaga Uno Tak Perlu Sensi Dikacangin DPR

Diperbarui: 28 Januari 2021   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menparekraf Sandiaga Uno saat rapat bersama Komisi X DPR, 14/ 01/ 2021 (Foto: Tempo/ Taufan Rengganis).

Belum banyak kerja Menparekraf Sandiaga Uno sudah bikin berang Senayan. Politisi PDIP Putra Nababan berkomentar keras atas postingan instagram Sandi yang menyinggung Komisi X DPR.  

Persoalan dipicu oleh status Sandi di medsos yang mengeluhkan rendahnya minat lari pagi orang-orang Komisi X. Ajakannya untuk jogging di sekitar GBK hanya direspon oleh 2 orang dari 50 lebih anggota.

Annggota DPR yang enggan berkeringat lari pagi berjamaah mesti berhak ngomel atas ulah Sandi itu karena merasa bukan anak buah menteri. Justru sebaliknya, sebagai legislatif mereka bisa sewaktu-waktu memanggil eksekutif untuk minta klarifikasi satu perkara. 

Putra Nababan, (detik.com, 27/ 01/ 2021):

"Sandi harusnya sadar dirinya adalah pembantu Presiden Jokowi. Dia harus berhenti menciptakan sensasi-sensasi politik kosong dengan memberikan bingkai framing negatif terhadap mitra kerjanya, seolah-olah 50 lebih anggota Komisi X tidak bisa bangun pagi dan lari pagi serta tidak mau ikut menyaksikan usaha ekonomi kreatif di Gelora Bung Karno."

Ada selisih sudut pandang antara Sandi dengan DPR soal relasi kerja dan orientasi penggunaan medsos.

Mestinya Sandi tak perlu menunggu DPR untuk berbuat. Kerja saja, dan satu waktu mungkin malah harus terpaksa mempersiapkan diri dicecar atas program-programnya. Belum apa-apa sudah mengusik legislatif itu jelas kekeliruan.

Kemudian soal medsos, Sandi juga harus lebih mampu baca situasi. Posisinya sebagai pembantu presiden tidak hanya mewakili diri sendiri saja tetapi membawa lembaga yang dipimpinnya yaitu Kemeterian Pariwisata dan lembaga kepresidenan.

Dalam kesempatan yang sama Putra Nababan mengeluhkan postingan mantan cawapres yang mengunggah aktivitasnya saat rapat dengan komisi sehari sebelumnya. Bahkan Sandi yang kerajinan update status medsos tak urung mendapat pengamatan serius dari DPR. Menteri seharusnya fokus kerja, bukan aktif di dunia maya.

Soal ajakan lari pagi di GBK itu agaknya akan berbuntut. Meski sudah dihapus Sandiaga diminta klarifikasi karena pernyataan itu sudah terlanjur menjadi konsumsi publik. Komisi X menganggap Menpar Sandi membentuk framing negatif bagi pihaknya.

Jika menengok kembali ke belakang, Sandi Uno cukup menonjol dalam hal sikap spontannya. Pengelolaan atas kecenderungan itu dan kemampuannya untuk sedikit menahan gejolak kegalauan hati mutlak diperlukan sebagai pejabat publik.

Insiden yang cukup fenomenal dahulu adalah ketika menghilang beberapa waktu pada masa-masa Pilpres 2019 baru saja rampung. Ketika muncul di depan publik bersama Prabowo, Sandi memperlihatkan wajah murung sebagai ekspresi ketidakcocokkan dengan partnernya itu dalam menyikapi kekalahan mereka.

Dalam tataran idealita ekspresi Sandi tersebut tentu menyenangkan publik, terlebih-lebih kubu lawan politiknya. Tetapi dalam tataran realitas, sebagai pemuncak elit politik yang sedang disorot publik mestinya Sandi lebih mampu menenggang suasana komunitas di sekelilingnya saat itu dengan minimal menampilkan wajah datar atau netral.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline