Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Kenanglah Kelahiran Kita dan Ingatlah Janji Kehidupan dalam Rahmat-Nya

Diperbarui: 3 Maret 2024   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelahiran yang dipenuhi rahmat | Foto: pexels.com/Lily T

"Di setiap nafas yang kita hirup, terpahatlah rahmat-Nya. Di setiap langkah yang kita ambil, terbuka pintu kesempatan untuk mendekat kepada-Nya. Bersyukurlah atas kelahiranmu, karena di dalamnya terkandung janji akan keabadian di hadirat-Nya."

Di dalam gemerlap ayat-ayat suci Al-Qur'an, terdapat rahasia yang menakjubkan tentang kejadian manusia, tentang perjalanan hidup dari titik awal hingga ke hadirat-Nya. Dan di antara gemerlap itu, terpahatlah kisah yang abadi tentang kelahiran kita.

Dari debu tanah yang hina, Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan kebesaran-Nya, menciptakan manusia. Dia yang Maha Indah dalam penciptaan-Nya, yang menggubah wujud kita dari titik nol ke keberadaan yang mulia. Dari tanah, dari air mani, dan dari segumpal darah yang dipenuhi oleh rahmat-Nya, kita dibentuk.

Namun, tidaklah cukup hanya itu. Allah tidak hanya memberikan raga yang sempurna, tapi Dia pula meniupkan ruh-Nya ke dalam diri kita. Ruh yang menggerakkan, ruh yang membedakan, ruh yang memberi makna pada kehidupan. Dengan kehadiran-Nya, kita menjadi hidup, kita menjadi insan yang berakal dan berjiwa.

Allah Maha Pemurah, Dia memberikan kita segala perlengkapan untuk mengarungi kehidupan ini. Pendengaran yang memungkinkan kita mendengar ayat-ayat-Nya, penglihatan yang memungkinkan kita melihat keindahan ciptaan-Nya, dan hati nurani yang memungkinkan kita merasakan kasih sayang-Nya.

Tapi betapa sedikit di antara kita yang benar-benar bersyukur atas nikmat ini. Betapa seringnya kita terlena dalam gemerlap dunia. Lupa akan asal-usul kita. Lupa akan janji-janji yang kita buat sebelum turun ke bumi ini.

Hari ini, di dalam keheningan hati, marilah kita merenung. Marilah kita kembali kepada fitrah kita yang suci, yang bersaksi bahwa hanya kepada-Nya lah kita berserah. Marilah kita mengenang kembali perjalanan mulia kita, dari titik awal hingga saat ini.

Di antara renungan itu, marilah kita bersyukur. Bersyukur atas setiap nafas yang Dia izinkan kita hirup. Atas setiap langkah yang Dia beri petunjuk, dan atas setiap detik yang kita lalui dalam rahmat-Nya.

Hari ini, marilah kita bertekad. Bertekad untuk menghidupi setiap detik kita dengan penuh kesadaran akan keberadaan-Nya. Bertekad untuk mengukir jejak-jejak kebaikan dalam setiap langkah kita, sebagai bukti syukur atas nikmat-Nya.

Di hari ini pun, marilah kita merayakan kelahiran kita yang sejati. Kelahiran yang tak hanya terjadi sekali di dunia ini, tapi kelahiran ke dalam kehidupan yang abadi di sisi-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline