Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Mencintai Keluarga Berarti Mencintai Diri Sendiri

Diperbarui: 17 Februari 2019   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi-dokpri

Bahagia itu unik, siapapun tanpa pandang bulu bisa menggapainya. Bahagia itu istimewa, tidak terlalu kaku dan terpaku pada satu keadaan tertentu.

Kebahagiaan itu sederhana, bisa datang tanpa melihat kasta. Kebahagiaan itu nyata, tak segan bersemayam di hati siapa saja.

Kebahagiaan suami semestinya tumbuh, ketika mendapati istri nyaman dengan kerelaan melewati segala cuaca kehidupan bersama. Kebahagiaan seorang ayah seharusnya tiba, melihat keceriaan ada di wajah anak-anak, melalui kebersamaan yang dicipta.

Kebahagiaan tidak selalu identik dan tidak berbanding lurus, dengan kepemilikan bendawi atau pencapaian prestasi. 

Pada saat sedang tidak berpunya sekalipun, bukan alasan sebuah kebahagiaan menjauh dan enggan datang mendekat.

-00o00-  

Dua minggu jelang pergantian tahun 2018, saya dan keluarga kecil pulang kampung, bulek (adik dari garis ibu) punya hajatan menikahkan ragilnya (berarti sepupu saya).

Perjalanan kami rencanakan jauh hari, karena harus berhitung biaya tiket dan segala keperluan, mengingat banyak kebutuhan lain minta diutamakan.

Sebenarnya, bisa saja saya pulang sendiri (tanpa anak istri), tapi dengan beberapa pertimbangan ahirnya kami pulang berempat. 

Kebetulan anak mbarep libur dari pondok, pasti butuh refreshing sekaligus penghiburan agar tidak jenuh liburan di rumah saja.

Dalam rangka berhemat, saya berburu ticket kereta, sejak sembilan puluh hari (dihitung mundur) sebelum hari keberangkatan tiba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline