Lihat ke Halaman Asli

Fakta di Balik CRISPR di Film Rampage

Diperbarui: 14 September 2020   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Rampage merupakan salah satu film bergenre science fiction dirilis pada tahun 2018. Film ini disutradarai oleh Brad Peyton dan dibintangi oleh seorang bintang terkenal bernama Dwayne Johnson atau yang biasa dikenal dengan sapaan 'The Rock'. Berdasarkan hasil rating dari IMDB, film ini berhasil mendapatkan rating 6.1/10 dari para penontonnya.

Tujuan daripada pembuatan film ini adalah untuk memperkenalkan teknologi CRISPR kepada masyarakat awam sekaligus menyadarkan masyarakat bahwa dibalik berjuta dampak positif dari CRISPR ini, ternyata menyimpan bahaya yang dapat mengancam dunia jika jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

Film ini menceritakan seorang ahli primata bernama Davis Okoye (Dwayne Johnson) yang selalu mencoba menjalin hubungan emosional dengan hewan-hewan di penangkaran hewan b. Ia juga dekat dengan George, seekor gorilla albino. Mereka berdua dapat berkomunikasi dengan baik menggunakan Bahasa isyarat. Mereka juga tampak sangat dekat, bahkan bagi Davis, George sudah seperti sahabat.

Suatu ketika, perusahaan Energyne melakukan percobaan rekayasa genetik di luar angkasa. Namun, percobaan itu ternyata gagal dan menimbulkan kekacauan di bumi. Percobaan yang dilakukan adalah CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) yang merupakan teknik pemotongan atau penggantian gen yang rusak dengan gen baru yang normal. 

CRISPR tidak hanya dapat dilakukan pada hewan saja, tetapi juga dapat dilakukan pada manusia dan tumbuhan. Pencapaian yang diperkirakan akan terjadi dengan adanya teknologi ini antara lain: perancangan bayi, menyembuhkan berbagai penyakit, dan anti penuaan.

Kegagalan percobaan ini juga berimbas pada George, di mana dapat dilihat dari perubahan sifat George. Gorila albino ini jadi lebih cepat lapar dari biasanya dan menjadi jauh lebih agresif. Bahkan Davis yang awalnya dianggap sebagai sahabat malah dianggap sebagai musuh bagi George. Ternyata segala kekacauan ini disebabkan oleh seorang ahli rekayasa genetika bernama Dr. Kate Caldwell.

Bakteri selamanya akan selalu berperang dengan virus. CRISPR ini pertama kali ditemukan di bakteri E.Coli. Virus yang bernama bakteriofage atau fage akan membunuh bateri dengan memasukkan kode genetik mereka sendiri ke dalam bakteri dan mengambil alih mereka untuk dijadikan parbiknya.

 Sistem proteksi bakteria yang terlalu lemah seringkali membuat mereka gagal mempertahankan diri. Namun terkadang, ada bakteria yang mampu bertahan dengan menyimpan kode genetik virus dalam genetik mereka sendiri di dalam 'arsip DNA' yang disebut CRISPR.

Materi genetik virus akan disimpan dengan aman sampai virus menyerang kembali. Ketika ini terjadi, bakteri akan langsung membuat salinan RNA dari arsip DNA mereka dan mengaktifkan Cas9 (protein untuk menyalin dan memecah rantai DNA). Cas9 akan membandingkan setiap inci DNA ynag ia temukan dengan sampel dari arsip DNA. Ketika DNA yang ditemukan cocok 100%, Cas9 akan aktif dan memotong DNA virus.

Teknologi CRISPR ini sudah beberapa kali diterapkan di dunia nyata ini. Di Amerika, CRISPR digunakan untuk mengedit DNA seorang pria yang mengalami sindrom hunter yang merupakan salah satu kelinan genetik. 

Sedangkan di China, CRISPR digunakan oleh salah seorang dokter untuk mengedit sel kekebalan pasien yang mengidap kanker paru-paru dalam melawan penyakit kanker tersebut. Teknologi ini juga digunakan untuk membuat diagnosa murah untuk mendeteksi infeksi seperti HPV, demam berdarah, dan Zika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline