Lihat ke Halaman Asli

AGATA MARNI

Mahasiswa

Perayaan Imlek di Negeri Jiran Sarawak, Malaysia yang Spektakuler

Diperbarui: 14 Maret 2025   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto di sekitar Kuching Waterfort dengan latar balakang atap Bangunan Dewan Undangan Negeri Sarawak 2025 (Sumber: Yuniarti)

Malaysia - negeri ajaib yang spektakuler, 70% wilayahnya ditutupi hutan hujan tropis, dengan puncak-puncak yang menjulang tinggi, dan tingkat keanekaragaman hayati yang luar biasa . Sarawak adalah rumah bagi 26 kelompok etnis yang berbeda, semuanya dengan budaya, adat istiadat, tradisi, dan bahasa mereka sendiri yang unik. Yuni seorang mahasiswa universitas tanjungpura melakukan perjalan menuju malaysia dengan menggunakan kendaraan pribadi melewati pos lintas batas  negara (PLBN) Aruk di kecamatan Paloh, Desa Jagoi, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, dari PLBN jagoi babang menuju malaysia menempuh waktu sekitar 1,5 jam perjalanan.

KUCHING, SARAWAK

Suasana Kota Kuching, Sarawak begitu semarak sehari sebelum perayaan tahun baru imlek. Yuni tiba di Kuching pada pagi hari, disambut oleh udara yang hangat dan langit yang cerah. Di kotanya pun terlihat semakin hidup dengan berbagai dekorasi Imlek, seperti lentera merah yang menggantung di sepanjang jalan, patung-patung shio di pusat perbelanjaan, serta musik tradisional Tionghoa yang menggema di berbagai sudut kota.

Menyusuri Waterfront Kuching

Perjalanan dimulai dari ikon terkenal Kuching, yakni Waterfront Kuching .Kawasan tepi sungai ini ramai oleh wisatawan dan warga lokal yang menikmati suasana pagi, Yuni melihat perahu tambang berwarna-warni yang membawa penumpang menyeberangi Sungai Sarawak, sementara di kejauhan bangunan megah Dewan Undangan Negeri Sarawak berdiri kokoh. Di sepanjang tepi sungai, banyak kios yang menjual suvenir khas Sarawak, seperti kain songket, ukiran kayu, dan kerajinan tangan berbentuk kucing—ikon khas kota ini. Tak lupa,Yuni mencicipi kolo mee, mi khas Kuching yang kenyal dengan rasa gurih yang lezat.

Kehebohan di Carpenter Street

Menjelang siang, Yuni melanjutkan perjalanan ke Carpenter Street, salah satu pusat budaya Tionghoa di Kuching bersama keluarganya. Jalan ini penuh dengan toko-toko kuno yang menjual pernak-pernik Imlek, seperti angpau merah, hiasan naga, dan camilan khas seperti kue keranjang serta dodol. Aroma dupa yang dibakar di depan toko-toko menambah nuansa khas perayaan Imlek. Yuni sempat mengunjungi Tua Pek Kong Temple, kuil Tionghoa tertua di Kuching. Banyak warga yang datang untuk berdoa dan menyalakan dupa sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Warna merah mendominasi area kuil, dan suara petasan mulai terdengar, menandakan semangat menyambut tahun baru yang semakin dekat.

Menjelajahi Pasar Minggu dan Kuliner Khas

Sore hari, Yuni dan autynya mampir ke pasar Minggu Satok, tempat warga lokal berbelanja kebutuhan imlek. Berbagai macam buah jeruk, bunga segar, serta aneka kue kering memenuhi lapak pedagang. Yuni juga mencicipi laksa Sarawak, hidangan mie kuah santan yang kaya rempah, yang menjadi salah satu kuliner kebanggaan warga Sarawak. Menjelang malam, jalan-jalan utama mulai dipenuhi lampion yang menyala terang. Suasana semakin meriah dengan parade barongsai yang mulai berkeliling. Anak-anak tampak antusias menyaksikan atraksi tersebut, sementara keluarga-keluarga berkumpul untuk bersiap menyambut malam pergantian tahun dengan makan malam bersama.

Biaya dan rincian pengeluaran

Perjalanan ke Kuching bukan hanya senang – senang akan tetapi biaya dan finansial harus tercukupi sebelum pergi ke sarawak ,kuching Malaysia. Berikut adalah biaya Perjalanan yang dikeluarkan selama 4 hari di Kuching.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline