Lihat ke Halaman Asli

Adolf Febrianto

Seorang pembuat puisi yang amatir

Rumah Asriku

Diperbarui: 29 Juli 2019   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bermain main dengan hati
selalu riskan takut terhenti
terus tergerus tanpa ranting
gemuruh itu sangat membuat genting

ku lihat genteng di rumahku yang asri
terlihat banyak sela sela yang terhambur
terusik akan asiknya di siang hari
tak tau bahwa masih ada yang tertidur

ku lihat lagi taman depan rumahku yang asri
banyak bunga dan banyak rumput yang mati
hilang semua pesonanya terpatri
kenanganpun enggan untuk lestari

kini ku lihat ke dalam rumahku yang asri
banyak perabot yang sudah terbengkalai
hilang nilai estetika dan nilai guna

kini ku kihat juga dapur dari rumahku yang asri
penuh dengan sayuran yang beraneka ragam
saling tumpuk satu sama lain
sampai tak terlihat meja dapurku

oh, rumahku yang dulunya asri
kenapa engkau sungguh semrawut
apakah pemilikmu sudah acuh tak acuh
ataukah dirimu sudah terlalu tua untuk menopang

Samarinda, 24 Juli 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline