Lihat ke Halaman Asli

Achmad Siddik Thoha

TERVERIFIKASI

Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Kisah Korban Kabut Asap yang Berjuang Padamkan Kebakaran Lahan

Diperbarui: 20 Oktober 2015   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kondisi Kota Palangka Raya hari ini (19/10/2010) pk. 14.47 WIB (dok Joko Mulyono)"][/caption]Sumarjito, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Hari ini (19/10/2015) pagi pukul 05.00 WI, kabut asap pekat menghasilkan jarak pandang 3 meter. Di kilo meter 6 terjadi tabrakan beruntun 4 mobil. Setelah itu, pukul 11 terjadi kebakaran lahan di beberapa lokasi, antara lain: Desa Hampatung Kec. Kapuas Hilir, Desa Barimba Kecamatan Kapuas Hilir, dan Maluen Kecamatan Basarang. Juga terjadi di Jalan pemuda, belakang kantor BLH serta kantor pemda, Anjir Plambang, seputar Pondok Pesantren Al Amin, dan Dusun basarang Jaya km 12.

Joko, Palangkaraya, Kalimantan Tengah
Hari ini  kabut asap tambah parah di semua Kalimantan Tengah. Di Palangkaraya ada kebakaran hutan, 15 Km dari pusat kota. Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Jarak pandang cuma 2 tiang listrik, sekitar 40-50 meter.

Sekolah Libur. Asap terasa sampai ke dalam rumah. Asap atau udara tidak berwarna putih asap lagi, tapi kekuning-kuningan karena bercampur partikel lain. Tentu Indeks ISPU lebih parah dari kemarin (angka lebih dari 1500).

Banyak orang yang mengkhawatirkan keluarga, terutama yg memiliki anak kecil. Korban ISPA dan kecelakaan sudah berjatuhan dari waktu-ke waktu. Warga sudah berpikir, andai ada yang menyelenggarakan mudik gratis atau mengungsi gratis, pasti banyak yg ikut.

Tapi mau lewat mana? Jalur darat cuma sampai di Kalimantan Selatan. Semua Kalimantan berasap dan potensi berasap. Lewat udara, bandara di Palangkaraya sudah kurang lebih sebulan tidak memiliki jadwal yang pasti.

Apakah kita harus bertahan mempertahankan kecintaan pada daerah ini? Sampai kapan? Sementara kemerdekaan kami dalam menghirup udara segar sudah terampas entah oleh siapa? Korporasi atau siapa? Sementara penguasa tak berdaya menanggulanginya.

Mereka TIDAK DIAM
Pak Sumarjito dan Pak Joko tidak hanya melaporkan kondisi kabut asap serta kebakaran hutan dan lahan pada saya. Mereka adalah orang-orang yang pasrah dan menyerah dengan keadaan. Mereka aktif ikut menangani kebakaran hutan dan lahan sesuai porsi tanggungjawabnya masing-masing.

Pak Sumarjito sebagai salah satu komandan regu pengendali kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau. Ia mengerahkan segala daya upaya memadamkan api yang tidak terkendali penyebarannya. Beliau memimpin regu-regu Manggala Agni bersama tim penanggulangan bencana kabut asap melakukan aksi pemadaman kebakaran. Beliau pekan lalu sempat terserang batuk akibat menghirup banyak kabut asap. Bukan hanya kabut asap biasa, beliau menghirup asap langsung di dekat lahan yang terbakar.

[caption caption="Personel Manggala Agni DAOPS II Kapuas memadamkan kebakaran lahan (dok Sumarjito, 19/10/2015)"]

[/caption]

Menurut Pak Sumarjito, pasukan Manggala Agni DAOPS (Daerah operasional) II Regu 001 saat ini sedang melakukan pemadaman di wilayah Kecamatan Jebiren Kabupaten Pulang Pisau. Regu 003  juga melakukan pemadaman di Kuala Kapuas Kabupaten Kapuas. Sedangkan Regu 002 di Desa Tuanan Kecamatan Mantangai bersama LSM BOS MAWAS dan bersama-sama masyarakat melakukan pemadaman di lokasi rehabilitasi orang utan. Personil yang terlibat pemadaman hari ini antara lain: BPBD. TNI. Polisi M. A. Disbunhut, BPK Induk, Balakar, BPK Mandiri, dan regu pemadam ponpes Al Amin.

[caption caption="Personel Manggala Agni DAOPS II Kapuas memadamkan kebakaran lahan (dok Sumarjito, 19/10/2015)"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline