Lihat ke Halaman Asli

Sandiwara Wayang yang Akhirnya Bisul itu Pecah

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendengarkan, memperhatikan, mengikuti, mengomentari, dan melihat sandiwara reshuffle yang seperti dagang wafel dengan pemain nya yang hanya hanya satu orang, dengan goal yang juga satu, yang telah berlangsung selama kurang lebih sebulan, berujung seperti orang menunggu bisul yang pecah, akhirnya tidak ada apa apanya, hanya melihat si dalang ganti pasang wayang.

Sandiwara sudah berakhir ada jagoan yang tersingkir, ada pecundang yang tetap bertahan, ada rombongan kurawa yang masuk, akhir nya tidak ada apa apanya, hanya melihat satu menangis, satu ngambek, satu senang, satu sungkem.

Pada akhirnya, setelah sandiwara ini berlangsung (sudah sebulan lho, kalau bikin kerupuk sebulan sudah bergudang gudang), terus akhir nya ki dalang akan memainkan wayang yang baru, kemudian apakah wayang atu bisa menari, atau loncat-loncat, atau cuma diberi tugas cari pundi pundi untuk nanti 2014, ya tinggal menunggu sekian lama lagi.

Apakah sandiwara ini ada pengaruh nya kekehidupan rahayat dan masyarakat, seperti bisul, cuma dipecahin saja kemudian di bersihkan, maka rasa-rasanya rahayat akan tetap berkeliaran dengan sepeda motor nya melawan arus, dengan angkot sambil nyumbang si pengamen, dengan berdiri di perempatan menjajagan dagangan atau mengemis, sambil menunggu sawah yang kekeringan, sambil nunggu diperahu sampai gelombang laut bersahabat lagi.

Lain di lapisan rahayat, di panggung sandiwara, masih ada yang bergulat, menggerutu, ketawa, karena ada padepokan yang wayangnya tetap, ada padepokan yang wayangnya tidak dipakai lagi, kejadian tersebut hanyalah ribut di panggung sandiwara tetapi tidak ada terasa apa apa di rahayat, apalagi di rahayat yang masih bingung dengan "besok makan apa".

Berhentilah bersandiwara,

Berhentilah mengeluh,

Berhentilah mencitrakan diri,

Berhentilah  mempersoalkan kontrak,

Di luar sana masih banyak yang tidak tahu besok mau makan apa,

Di luar sana masih banyak yang bingung kenapa tiap hari dipalak,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline