Lihat ke Halaman Asli

Abdulah

sedang belajar

Pengalaman Kerja Pertamaku: Serabutan

Diperbarui: 1 Desember 2017   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : liputan6.com

Pengalaman kerja pertama saya adalah di sebuah percetakan di Bandung. Tahun 2013 setelah lulus SMA, sembari menunggu pengumuman kuliah yang sudah didaftar diterima atau nggaknya, saya memutuskan berangkat ke Bandung untuk mencari kerja dahulu.

Berbekal ijazah SMA dan koneksi dari kakak, berangkatlah saya ke sebuah percetakan di daerah Holis Bandung, dengan tujuan untuk wawancara kerja. Layaknya para pelamar kerja pada umumnya, pakaian yang saya kenakan pun harus terlihat rapi. Tak lupa saya juga memakai sepatu hitam. Kemeja batik, celana hitam, dan sepatu hitam adalah setelan saya pada hari itu. Stopmap berisi berkas-berkas yang dibutuhkan untuk lamaran kerja pun sudah siap dalam tas.

Akhirnya meluncurlah saya ke percetakan itu. Sesampainya di sana, seingat saya, langsung bertemu dengan pemiliknya. Meskipun percetekannya baru berbentuk CV, tapi omsetnya sudah melimpah, katanya.

Saya langsung diarahkan untuk menuju bagian belakang. Tanpa ditanyai apalagi diwawancarai, saya langsung di suruh kerja psda hari itu juga. Hari pertama itu saya langsung di suruh untuk melepaskan kertas-kertas yang sudah dibentuk menggunakan mesin pond. Saya langsung mengiyakan dan mengerjakannnya saja. 

Soal pengalaman kerja pertama kali bagaimana sikap para pekerja lama yng ada di sana tentu saja membuat saya kurang bersemangat awalnya. Sebagai orang baru, jujur kebingungan melanda. Bingung untuk memulai komunikasi dengan mereka, bingung gimana jikalau nantinya mereka nggaj suka dengan saya, macam-macam lah pokoknya saat itu.

Namun, yang membuat saya beruntung adalah adanya salah satu pekerja di bagian mesin pond yang baik kepada saya. Beliau yang selalu mengajak saya ngobrol, dan membantu saya saat kebingungan dalam pekerjaan. Tapi sayangnya saya lupa namanya siapa.

Hari-hari berikutnya pekerjaan pun semakin bertambah. Tak hanya melepaskan kertas, saya pun harus mengangkat tumpukan kertas yang masih utuh dan belum dipotong kecil-kecil. Dan ternyata tumpukan kertas -kertas itu beratnya bukan main. Saya sempat bilang tak kuat untuk meakukan khusus dibagian angkut-angkut itu. Tapi, karena rasa tidak enak dengan pekerja lainnya, akhirnya mau tak mau harus ikut juga.

Setelah satu bulan saya berhenti bekerji di sana. Saya keluar kerja alasannya karena pengumuman kuliah saya diterima dan saya mengambilnya.

Ya,walaupun sangat singkat, bagi saya sudah memberikan pengalaman. Walau hanya 'setitik' pengalaman kerja yang pernah saya alami.

Pengalaman yang paling saya ingat adalah saat dimarahi oleh pemilik sewaktu saya menerima kiriman barang. 

"Itu barang sudah kamu cek belum isinya apa?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline