Lihat ke Halaman Asli

Jangan Jadi Bunglon (Filosofi Hidup)

Diperbarui: 1 Januari 2021   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bunglon adalah hewan yang kerap merubah warna kulitnya tergatung kondisi tempat ia berlabuh dan tidak smua warna melainkan warna tertentu.Jangan jadi bunglon ...yah munkin itulan  yang pantas kita sebut kepada orang yang tidak tau kemana ia berpijak ,hidupnya mengarah mata angin kemana angin bertiup ia pun ikut ..walau liang lahat biyawak... ,dan hal ini telah diwanti-wanti untuk kita tidak mengikuti hal yg serupa yang dilakukan mereka di malam tahun baru 2021 misalnya dengan perayaan ....bahkannnn....na'udzubillah melebihi masuk pada kema'siatan fakhisah seperti zina,minum khomer yang dilarang no anulir justru merusak moral kemanusian bahkan mungkin hewan pun lebih baik.

Sebagian besar pewartaan Nabi sudah terjadi, dan sebagian lainnya pun pasti akan terjadi. Fakta ini juga sudah disebutkan oleh sebuah hadis yang         diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kalian akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi        sejengkal, dan sehasta demi sehasta. Sehingga, apabila mereka memasuki lubang biawak pun, kalian pasti akan tetap mengikuti mereka.”

Para sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksud itu adalah bangsa Yahudi dan kaum Nasrani?” Beliau pun menjawab,                “Siapa lagi kalau bukan mereka,” (HR. Bukhari dan Muslim).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline