Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Belajar menulis

Butha Cakil Sang Pengingat Indonesia

Diperbarui: 9 November 2020   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buto Cakhil photo by Aan P/ sumber dari Buddhazine.com

Aku, Butha Cakil, seorang raksasa yang luar biasa.
Aku, cahaya kebanggaan bagi perempuan yang mempertaruhkan untuk kelahiranku. Dia perempuan hebat yang tak pernah akan mencabut cintanya bagiku, sampai kapan pun.

Aku, Butha Cakil memiliki sepasang yang taring berbeda dari kaumku. Namun, hal itu tidak membuat ibu melepaskan pelukan kasihnya padaku. Diriku adalah bukti bahwa cintanya kepada semua anaknya adalah sama.

Mungkin wujud kaumku berbeda dengan rupa bangsa Arjuna, wajahku mungkin tak setampan dan semegah dirinya. Tapi, Butha Cakil adalah bukti keteguhan seorang ksatria yang setia memegang serta mempertahankan kehormatan bahkan sampai ajal menjemput.

Wujudku memang seram, tapi aku tetap Butha Cakil yang jenaka. Bibir tebalku tak pernah lupa untuk tertawa. Jiwaku pantang menyerah.
Kehadiranku di dunia, sebagai jejak nyata bahwa perbedaan merupakan berkah dari-Nya.

Aku, sang Butha Cakil lahir di tanah Indonesia sebagai pengingat dan tanda adanya berkah bahwa ibu bumi melahirkan keberagaman. Lalu memeluk dan mendekap perbedaan itu dengan cinta yang sama.

"Ahh! Aku terlalu pongah!"

"Keangkuhan telah memenjarakan kewaspadaanku, sehingga nyawaku harus terampas karenanya!"

"Kematian merupakan upah yang harus kutelan dari kebodohan sia-sia!" Erangku mengiringi sisa napasku.

Ketika aku menyadari bahwa keris miliku yang telah menikam tubuhku sendiri, ternyata adalah sebuah tamparan keras dari-Nya atas kebodohan dan kesombonganku. Aku lupa ingatan!
Bukankah keberagaman itu adalah pusaka?

Ia tidak boleh hancur,
apalagi musnah!
Tangis semua ibu akan deras membanjiri pertiwi. Bila hanya karena kepicikan, kebodohan dan keangkuhan. Lalu perbedaan harus ditolak dan akhirnya melenyapkan kekayaan keberagaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline