Lihat ke Halaman Asli

761_Ariyati

Ariyati HSS

Saya Guru

Diperbarui: 23 Oktober 2022   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Apa pekerjaanmu ?.. "guru"..
Wah enak yaa, gak capek, gak panas-panasan..

Apapun pekerjaan, intinya bersyukur saja.
Pekerjaan apapun ada resikonya, ada konsekuensinya. Tidak ada yg mudah, tidak ada yang enak, tidak ada yang gampang.

"GURU"
yang sebagian org memandang enak, alhamdullillah.. Tapi tahukah kalian. Apa resiko kami apa konsekuensi kami, bagaimana lelahnya kami.. yang kata 'LELAH' kami ganti dengan niat LILLAH..

Kami gak bisa kaya ibu-ibu IRT lainnya yang bisa ibadah zikir panjang sehabis shalat shubuh hingga isyraq, pagi-pagi kami harus meyiapkan diri berangkat ke kantor ke sekolah disamping juga menyiapkan kebutuhan rumah tangga anak dan suami. Kami setiap pagi dikejar waktu agar tak telat, karena puluhan anak menanti di depan kelas.

Kami, setiap hari membimbing mendidik anak Indonesia, yang terkadang anak sendiri terabaikan belajarnya.

Kami terlihat enak, karena kami berpakaian rapi. Kenapa?? Yaa kami harus rapi didepan anak-anak didik kami. Kami harus tetapi tersenyum manis ceria, meski ada segudang masalah menumpuk di dada.
Kami tak boleh egois, tak sempat menangis, meski saat tertimpa sedih mengiris.. kami harus tetap terlihat bahagia didepan mereka.

Tidak berpanas-panasan??..
Saya, dengan jarak antara rumah dan sekolah sekitar 35-40km. Pulang pergi setiap hari kurang lebih satu jam perjalanan.. naik motor...
Panas.. hujan.. angin ribut.. saat perjalanan jadi hal biasa..
Ya kadang menentang panas hujan, cuaca buruk.. sudah biasa

Pulang jam 2..atau bahkan sampai sore jika ada tambahan kegiatan..karena tugas kami bukan cuma hanya mengajar di kelas saja.. tapi ada pekerjaan tambahan lain demi sebuah profesionalitas diri dan profesionalitas kerja. Bahkan pekerjaan bisa terbawa ke rumah sampai malam. Bergadang.

Beban fikiran, beban moral.. adalah resiko dan tanggung jawab terbesar  kami sebagai panutan.

Alhamdulillah alaa kulli hal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline