Lihat ke Halaman Asli

Kerudung Putih di Atas Noda

Diperbarui: 23 September 2025   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senja di kota itu selalu punya cara untuk menelan cahaya, menyisakan bias oranye yang membuat setiap siluet terlihat puitis. Namun, di mata Azzam, senja kali ini terasa hambar. Hati Azzam, yang biasanya bergemuruh oleh lantunan ayat, kini terasa beku, sekeras batu karang yang tak mampu ditembus ombak.

Semua bermula saat Azzam bertemu Salma, seorang gadis yang memikatnya dengan kerudung putih yang selalu ia kenakan. Salma, di mata Azzam, adalah perwujudan kesucian. Ia bicara lembut, selalu menundukkan pandangan, dan tak pernah absen dari majelis ilmu. Azzam, seorang aktivis dakwah yang kharismatik, merasa menemukan belahan jiwa yang sepadan. Ia melamarnya, dan Salma menerimanya dengan senyum malu-malu yang menghangatkan hati.

Namun, cinta itu buta. Azzam terlalu sibuk memuja bayangan kesucian Salma hingga ia tak menyadari celah di balik kerudung putih itu. Suatu hari, ia secara tidak sengaja menemukan ponsel Salma yang tidak terkunci. Sebuah pesan masuk, dari nomor yang tak dikenal.

"Kok kamu pake kerudung panjang, sih? Kelihatan aneh."

"Kan biar Azzam gak curiga," balas Salma. "Nanti kalau sudah menikah, aku lepas kok. Ribet."

Jantung Azzam serasa dihantam palu godam. Ia membuka pesan-pesan sebelumnya. Isinya penuh dengan percakapan ringan, bahkan tawa genit, dengan beberapa laki-laki. Salma sering mengeluhkan "drama" majelis ilmu, menganggapnya hanya sebagai panggung sandiwara untuk mencari jodoh. Ia bahkan sesekali mengejek teman-teman perempuannya yang benar-benar taat.

Azzam mengunci layar ponsel itu, seolah ia bisa mengunci juga kenyataan pahit yang baru saja ia ketahui. Salma adalah seorang munafik. Ia memakai topeng keshalihan demi mendapatkan Azzam, laki-laki yang ia anggap "target yang pas".

Keesokan harinya, Azzam mencoba bicara. "Salma, kita harus jujur satu sama lain."

Salma pura-pura tidak mengerti. "Jujur tentang apa, Azzam? Aku tidak menyembunyikan apa pun darimu."

"Tentang siapa dirimu yang sebenarnya," balas Azzam, suaranya tercekat. "Tentang kerudung panjang itu, tentang percakapanmu dengan laki-laki lain di belakangku."

Wajah Salma memucat. Ia tak lagi bisa beralasan. "Azzam, maafkan aku. Aku hanya ingin kamu menyukaiku. Aku pikir, dengan menjadi seperti ini, kamu akan bahagia. Aku janji, aku akan berubah."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline