Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Resep Meracik Paragraf Pembuka Cerita

Diperbarui: 20 Maret 2019   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber grafis: kisspng.com

Kamu suka menulis cerita pendek? Jika jawabanmu ya, sepertinya kamu perlu membaca artikel remeh ini. Mengapa saya sebut remeh? Sebab artikel ini hanya bersifat sepertinya atau rasanya atau rupa-rupanya. Jadi boleh kamu baca andai kata kamu merasa membutuhkannya.

Beberapa hari yang lalu, saya menganggit tulisan tentang Seni Menata ParagrafArtikel tersebut saya tujukan bagi siapa saja yang berhasrat menulis artikel nonfiksi, tetapi sebenarnya dapat juga diterapkan oleh siapa saja yang mengarang fiksi seperti cerita pendek dan/atau novel.

Tak dinyana, ternyata ada beberapa teman yang mengirim pesan lewat aplikasi rumpi WA. Mereka meminta saya untuk menulis artikel tentang paragraf pembuka dalam cerita pendek. Mumpung tengah suntuk menyunting, saya alihkan sejenak perhatian saya dengan menganggit artikel ini.

Sebaiknya kamu tidak berburuk sangka dulu. Artikel ini bukan teori dengan petunjuk-petunjuk kaku berisikan harus begini dan mesti begitu. Artikel ini tidak lebih dari sebuah endapan pengalaman atau residu pembacaan saya atas cerita pendek.

Jadi, ambil secangkir kopi atau teh dan segera seruput tulisan ini.

Dokumentasi Pribadi

Menata Paragraf Pembuka

Begini, Kawan. Selama beberapa tahun lalu sempat berkembang gosip di antara pengarang cerpen tentang paragraf pembuka cerita. Gosip itu berupa kuasa paragraf pembuka cerita. Apabila paragraf pembuka ceritamu kurang memikat, alamat ceritamu akan ditinggalkan oleh pembaca sebelum mereka tiba di paragraf ketiga.

Rupa-rupanya mengerikan, tetapi demikianlah yang terjadi. Akan tetapi, jangan keder duluan. Menulis saja dulu. Lambat laun keterampilanmu menganggit paragraf pembuka akan terasah sendiri. Menulis saja terus. Kecerdasan dan kepekaan gramatikal muncul dari pembiasaan, bukan dari angan-angan dan ingin-ingin.

Jika kamu betul-betul berhasrat ingin menjadi penulis, dalam hal ini pengarang, maka yang perlu kamu lakukan tiada lain kecuali menulis. Selama masih sebatas angan dan ingin, kamu tidak atau belum menjadi penulis.

Bagaimana dengan teknik menulis? Itu dapat kamu pelajari sambil mengasah "pensil imajinasimu". Ibarat kata pepatah, sambil menyelam minum air. Mari kembali ke gosip perihal paragraf pembuka. Coba tilik infografis berikut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline