Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Resep Meracik Paragraf Pembuka Cerita

14 Maret 2019   15:14 Diperbarui: 20 Maret 2019   11:47 4636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Tidak banyak perkara yang mesti kita perhatikan tatkala membuka cerita. Hanya empat. Apabila keempat perkara tersebut kita kuasai, niscaya paragraf pembuka cerita kita lebih renyah dibaca dan lebih gurih rasanya.

Empat Resep Membuka Cerita

Tenang, Kawan, kamu tidak perlu kembali ke atas apabila ingin membaca kembali empat resep membuka cerita alah Koki Khrisna. Kamu tinggal menggulirkan layar ponselmu ke bawah dan anugerah Tuhan segera tercurah untukmu.

Pertama, mainkan irama kata atau nada. Ketika saya menulis cerita, saya sering mengetuk-ngetuk meja untuk menaksir irama kata. Dulu tidak begitu, sebab dulu saya mengetik dengan menggunakan mesin tik. Suara mesin tik adalah simfoni yang mujarab untuk mengusir sunyi.

Bacalah contoh paragraf pembuka pada cerpen saya yang berjudul Arajang. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dari contoh tersebut, kita dapat melihat bagaimana kata demi kata bergerak dalam nada tertentu. Kadang lambat, kadang cepat. Permainan tempo itu dapat memicu ketukan di kepala pembaca sehingga mereka tanpa sadar larut dalam cerita.

Paragraf tersebut langsung dibuka dengan kalimat: Tidak mudah menjadi lelaki. Pada bagian penutup paragraf tertera kalimat: Tapi tidak begitu jika kamu calabai. Dalam jeda antarkalimat tersaji irama perasaan narator, mulai dari bagaimana menjadi lelaki, lalu menjadi perempuan, dan akhirnya menjadi calabai.

Ketika kamu membuka cerita, bukalah paragraf awal dengan runtun kata dan rentet kalimat yang berirama. Bagaimanapun, membaca sebenarnya adalah mendengarkan musik. Ada melodi yang bersembunyi di balik untaian kata yang kita eja.

Kedua, mainkan pola tarik-ulur. Jangan kamu buka ceritamu dengan menjejalkan seluruh informasi atau semua gagasan ke dalam kalimat pembuka. Pelan-pelan saja. Singkap sedikit, tetapi jangan semuanya.

Coba perhatikan contoh berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun