Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Puisi | Bila Kita Hanya Sibuk Mengelus Dada

Diperbarui: 25 Juli 2018   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: wallpaperwire.com

/1/ 

Bila segala padang tertimbun abu, ke mana kerbau hendak dihalau? Bahkan sungai tak menyisakan kehidupan di deras arusnya. Kita sibuk menepuk-nepuk air mata di dulang bernama Kemarahan.

/2/

Bila segala sawah terhampar lumpur, ke mana benih hendak ditebar? Bahkan pematang tak menyuguhkan keseimbangan di gelegak laharnya. Kita sibuk menelan-nelan ludah di halaman istana bernama Keraguan.

/3/

Bila segala pohon terserang ulat, ke mana burung-burung hendak menuntaskan lapar? Bahkan langit tak menyisakan kelembutan kecuali keciap harap yang makin lelap.

/4/

Bila segala rumah diterjang gelombang, ke mana kita hendak berdiang? Bahkan pohon tak lagi menawarkan kerindangan di tumbang batangnya. Dan kita sibuk mengelus-elus dada di lembar ingatan.

/5/

Bila segala istana kehilangan cinta, ke mana rakyat hendak bercerita? Bahkan ibadat tak lapang menampung penat, karena bom dan kekerasan mengintai setiap saat.

/6/

Bila kita sibuk mengelus dada, kapan kita tegakkan kepala?


2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline