Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilkada Besok, Hati--hati Serangan Fajar

8 Desember 2020   08:30 Diperbarui: 8 Desember 2020   08:32 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Harapan Rakyat online

Hore, pilkada tinggal sehari lagi. Kita akan menentukan pemimpin daerah masing-masing . Apakah pembaca sudah bersiap menyambut pilkada dan telah menentukan pilihan masing-masing? Akan tetapi, hati-hati serangan fajar. Apa dan bagaimana serangan fajar di Indonesia? Mari kita diskusikan bersama.

Jika kita telusuri awal mula terjadinya serangan fajar bisa kita ketahui saat Thomas Stanford Raffles memberlakukan sistem pemilihan kepala desa tidak lagi diwariskan secara turun temurun melainkan dipilih langsung oleh masyarakat. 

Dalam pemerintahan Belanda di Indonesia, mereka memerintahkan Binenland Bestuur atau seorang camat, untuk memberlakukan aturan kolonial yaitu membahas tentang aturan pemilihan kepala desa dengan menggunakan aturan dari Belanda. 

Hal yang dilakukan pada saat itu yakni dengan memilih orang kepercayaan dari pemerintah belanda  untuk memilihnya dengan cara memberikan ketidakseimbangan dalam bentuk uang atau barang. Sejak saat itulah muncul yang namanya politik uang di Indonesia. Penjelasan politik uang ini menjadi dasar hingga berkembang ke istilah serangan fajar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lema serangan fajar tidak bisa langsung kita temukan. Jika kita mengetik kata serangan, dapat kita temui makna perbuatan menyerang (menyerbu); serbuan. Kata fajar bisa kita temukan dua makna yang kedua-duanya berkategori nomina yakni (1) cahaya kemerah-merahan di langit sebelah timur pada menjelang matahari terbit (2) waktu sebelum matahari terbit. Artinya, jika kita belajar menggabungkan dua kata ini, bisa kita maknai "serbuan yang dilakukan sebelum matahari terbit".

Kembali ke politik, serangan fajar biasanya dilakukan oleh kelompok tertentu menjelang pencoblosan calon kepala daerah atau calon anggota dewan. Tujuannya, agar masyarakat yang menerima serangan fajar tersebut memilih sang pemberi. Sasaran serangan fajar biasanya diarahkan kepada masyarakat Kalangan menengah ke bawah.

Indonesia menjadi ruang sempurna praktik serangan fajar. Roh demokrasi seketika runtuh dengan perilaku sebagian calon pemimpin kita. Hal ini bukan lagi rahasia. Praktik ini nyata dalam demokrasi kita walau sulit untuk dibuktikan.

Mengutip editorial Media Indonesia dapat kita ketahui, sedikitnya sepertiga pemilih di seluruh pelosok Indonesia terpapar oleh praktik klientelisme atau jual beli suara. Rata-rata tingkat politik uang di dunia ialah 14,22%. Indonesia berada di tiga besar negara dengan intensitas politik uang tertinggi Uganda (41%), Benin (37%), dan Indonesia (33%).

Nah, besok, Rabu, 9 Desember 2020, 270 daerah di Indonesia yang terdiri atas 9 pilgub, 224 pilbub, dan dan 37 pilwalkot akan melaknsanakan pemilihan kepala daerah secara langsung. Akankah politik uang berupa serangan fajar masih tumbuh subur? 

Semua bergantung pada pribadi kita masing-masing. Jika ada yang menawari amplop menjelang pencoblosan lalu Anda terima, berarti Anda terlibat menjadi pupuk penyubur pohon kebiadaban itu. Jika Anda menolak, berarti Anda telah membantu membunuh virus laten tersebut. Mari memilih dengan hati nurani. Tentukan pilihan dengan membaca visi misi, melihat rekam jejak, dan mendengarkan hasil debat beberapa waktu yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun