Masih berbicara tentang pembelajaran jarak jauh di masa pandemi. Sekali lagi kawan, kisah tentang PJJ ini tidak pernah habis. Tidak akan pernah selesai. Jika kita hitung, waktu pembelajaran dari rumah hingga kini sudah berlangsung kurang lebih sembilan bulan.Â
Jika diibaratkan seorang ibu yang mengandung, beban dan perjuangan untuk mencapai sembilan bulan itu luar biasa. Nah, PJJ ini sepertinya akan melampaui masa mengandung sang ibu.Â
Ya, kemungkinan terbaik, PJJ akan berakhir pada bulan Januari 2021. Kemungkinan terburuk pun harus kita persiapkan. Pembelajaran dari rumah akan berlangsung hingga ulangan kenaikan kelas atau bahkan entah kapan.
Berbagai survei yang telah dilakukan, baik oleh pemerintah, organisasi profesi guru, hingga lembaga independen ternyata menghasilkan kesimpulan yang sama, adanya kejenuhan belajar dari rumah. Para guru sulit menyampaikan materi kepada peserta didik.
Para peserta didik susah memahami pembelajaran yang dilakukan secara daring. Orangtua sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga tidak bisa mendampingi anak-anak.Â
Pergaulan peserta didik semakin tidak terkontrol. Game online merajalela. Karakter tak terurus. Anak-anak seolah hidup bebas tanpa beban. Semua ini menyebabkan penurunan kualitas pembelajaran.
Kondisi pembelajaran saat ini memang kurang ideal. Akan tetapi, kawan, kita tidak boleh saling menyalahkan. Tidak ada satupun pihak yang menginginkan ini. Semua ingin belajar dengan tatap muka. Semua mau melakukan proses pembelajaran dengan penuh makna.Â
Ayo, semua harus mengambil peran. Mari menjadi bagian dari solusi. Berikut kita selisik apa yang bisa kita lakukan. Tentu ini berdasarkan pandangan pribadi penulis. Semoga bermanfaat. Mari mendaras!
Pemerintah
Pemerintah harus memastikan semua pembelajaran terlaksana secara normal dalam situasi pandemi. Pastikan tidak ada satuan pendidik yang tidak memberikan hak belajar kepada peserta didik.Â