Mohon tunggu...
Ammar Maruf ramadhan
Ammar Maruf ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa

halo teman-teman saya mahasiswa smester 3 prodi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah uin kiai ageng muhammad bersari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

peran orang tua dalam pendidikan: prspektif psikologi pendidikan

2 Oktober 2025   23:30 Diperbarui: 2 Oktober 2025   23:19 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Ketika membicarakan pendidikan, perhatian kita sering tertuju pada sekolah, guru, atau materi pelajaran. Namun, ada faktor lain yang perannya tidak kalah penting, bahkan sering kali lebih berpengaruh, yaitu orang tua. Dalam kajian psikologi pendidikan, orang tua dipandang sebagai lingkungan terdekat yang membentuk cara anak berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam belajar. Dengan kata lain, rumah menjadi sekolah pertama, dan orang tua adalah guru pertama yang dikenali anak sejak awal kehidupannya.

    Sejak kecil, anak tidak hanya belajar dari buku atau penjelasan guru di kelas, tetapi juga dari cara orang tua memperlakukan mereka sehari-hari. Dukungan emosional yang diberikan orang tua memiliki dampak besar pada pola pikir anak. Misalnya, ketika anak gagal dalam ujian, lalu orang tua menenangkan dengan kalimat, "Tidak apa-apa, kamu bisa coba lagi," hal itu membentuk keyakinan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses belajar. Konsep ini dalam psikologi pendidikan dikenal sebagai growth mindset, yaitu pola pikir yang mendorong anak untuk berani mencoba, menerima kegagalan, dan menjadikannya pijakan untuk berkembang.Selain dukungan emosional, orang tua juga berperan dalam membentuk kebiasaan belajar. Belajar bukan sekadar duduk lama di meja, melainkan bagaimana anak konsisten berproses. Apabila orang tua mampu menciptakan suasana belajar yang teratur tetapi tidak menekan, misalnya dengan jadwal ringan namun konsisten, anak akan belajar mengatur waktunya tanpa merasa terbebani. Pandangan ini sejalan dengan prinsip psikologi pendidikan bahwa kebiasaan sederhana yang dilakukan secara konsisten akan membentuk karakter belajar yang lebih bertahan lama.

    Lebih jauh lagi, orang tua juga menjadi teladan nyata yang ditiru anak. Sikap dan kebiasaan orang tua dalam keseharian sering kali lebih berpengaruh dibandingkan nasihat yang panjang. Teori social learning dari Bandura menjelaskan bahwa anak belajar banyak melalui pengamatan dan peniruan. Maka, ketika orang tua terlihat gemar membaca atau terbuka untuk mempelajari hal-hal baru, anak akan memandang bahwa belajar bukan hanya kewajiban sekolah, tetapi bagian penting dari kehidupan. Namun, peran orang tua tidak berhenti pada pembiasaan atau teladan. Anak juga membutuhkan ruang untuk mengeksplorasi minatnya sendiri. Tuntutan yang terlalu besar terhadap prestasi, misalnya nilai sempurna atau peringkat tinggi, bisa membuat anak kehilangan kesempatan untuk mengenali dirinya. Dalam psikologi pendidikan, hal ini berkaitan dengan self-determination theory, yang menekankan pentingnya otonomi. Anak yang diberi kesempatan memilih apa yang ingin dipelajari akan lebih termotivasi karena merasa belajar sesuai dengan minat dan tujuan pribadinya.Selain aspek kognitif, orang tua juga perlu memperhatikan keseimbangan emosional dan fisik anak. Belajar tanpa henti dapat membuat anak kelelahan dan kehilangan semangat. Istirahat, bermain, bahkan interaksi santai bersama keluarga, juga merupakan bagian dari proses belajar karena membantu otak bekerja lebih efektif. Dengan keseimbangan ini, anak tidak hanya tumbuh cerdas secara akademis, tetapi juga sehat secara emosional.

     Pada akhirnya, peran orang tua dalam pendidikan jauh melampaui sekadar memenuhi kebutuhan materi atau memastikan anak hadir di sekolah. Kehadiran orang tua sebagai pemberi dukungan, pembentuk kebiasaan, teladan, sekaligus pencipta suasana belajar yang menyenangkan merupakan kunci penting bagi perkembangan anak. Psikologi pendidikan menegaskan bahwa apa yang anak alami di rumah bisa sama berpengaruhnya---bahkan kadang lebih menentukan---dibandingkan apa yang mereka terima di sekolah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun