Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Perlu Menyalahkan Orang Lain

19 Juni 2020   09:59 Diperbarui: 19 Juni 2020   09:57 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah anda mengenal Maryam Magdalena? Atau dalam dunia Islam dikenal sebagai Maryam Al Majdaliyah? Dia adalah seorang perempuan pendosa di zaman nabi Isa Al Masih as. Maryam jatuh ke dunia hitam, prostitusi. Dia melacurkan diri, melayani setiap lelaki iseng yang membayarnya. Maryam diadukan oleh banyak orang kepada Isa Almasih as untuk dirajam karena dosa besar yang dilakukannya. Akan tetapi nabi Isa as berpikirin lain. Nabi Isa as justru memilih mengampuninya.  Orang-orang memprotes keputusan nabi Isa as. Anggapan mereka nabi Isa telah melakukan kesalahan karena membebaskan Maryam Magdalena dari hukum rajam.

Maryam menangis terseduh-seduh menyaksikan desakan masa yang menghendaki merajam dirinya. Sejatinya dia bertekad akan bertaubat, memperbaiki diri serta tidak akan mengulangi perbuatan dosa besar tersebut.  Melihat tangisan Maryam Magdalena, Isa Almasih mengatakan, siapa diantara kalian yang tak memilki dosa?  

Silahkan yang tak pernah berdosa boleh merajamnya. Tak seorang pun yang menjawab. Semua terdiam. Rajam pun urung dilakukan. Dan Maryam Magdalena berubah menjadi pengikut setia nabi Isa as. Mengikuti ajaran nabi Isa as, Maryam Magdalena menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Maryam Magdalena adalah contoh pendosa yang terampuni. Teladan bagi orang yang bertaubat.

Memang tak ada satu orang pun yang tak memiliki dosa. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,  setiap anak cucu Adam pernah bersalah. Dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah bertaubat.

Kisah Maryam Magdalen mengaskan kepada kita, bahwa manusia itu tak ada yang sempurna. Pasti memilki kekurangan. Pasti pernah bersalah. Tak luput dari dosa. Hanya banyak orang yang tak menyadari kekurangan dirinya.  

Banyak orang yang tak bisa melihat kesalahan dirinya. Banyak orang tak mengakui dosa-dosa yang dilakukannya. Banyak orang tak mau bertaubat. Mereka menganggap dirinya sebagai orang paling bersih. Paling suci. Mereka lebih suka menuduh salah orang lain. Mereka lebih senang mencela dosa orang lain. Mereka lebih siap menghakimi orang lain.

Kita tak menyadari bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dan itu sesuai kudrat fitrah penciptaanya. Dalam pepatah Arab disebutkan, dinamakan manusia sebagai insan karena banyaknya kesalahan yang dilakukan.

Lebih jauh, merasa lebih baik  seseorang  menjadi menyalahkan, menuding dan mencemooh orang lain karena kesalahan yang dilakukan. Karena merasa terbiasa dan rajin salat, kita memandang rendah orang lain yang belum salat, atau yang salatnya masih bolong-bolong. 

Perempuan berhijab, tak sedikit yang merasa suci sehingga mampu melecehkan saudara seagama mereka yang berlum mengenakan hijab atau jilbab. Seakan yang tak berhijab adalah orang yang sangat buruk. Ada lagi santri, karena merasa lebih paham tentang agama dengan mudah menyalahkan mereka yang belajar di sekolah-sekolah umum.

Sekarang ada fenomena sekolmpok orang  mengklaim dirinya sebagai orang-orang yang telah berhijrah dengan ponggah menyesatkan mereka yang dianggapnya masih berprilaku jahiliyah. Sebab berbdeda pandangan  mereka disesatkan, bahkan dikafirkan. Sementara, ada lagi laki-laki yang dikarunia Allah berjenggot dengan congkak melecehkan orang yang tak berjenggot. 

Dianggapnya sebagai orang yang tak mengamalkan sunnah rasulullah SAW. Masih banyak lagi contoh-contoh prilaku orang yang sok suci. Yang gemar menyalahkan, menghina, membidahkan bahkan mengkafirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun