Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Mengantisipasi "Social Engineering"

30 Desember 2019   05:18 Diperbarui: 30 Desember 2019   05:22 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang teman bercerita, ia mengantarkan isteri ke sebuah gerai ATM guna mengambil uang. Setiba di tempat tujuan, istrinya turun terlebih dahulu sementara teman saya memarkir mobil. Ketika menyusul masuk kedalam gerai ATM, dia melihat isterinya tengah berbicara dengan dua orang lelaki yang tidak dikenal. Dia menghampiri mereka  sembari mendengarkan percakapannya.

Jadi begini bu, ujar salah seorang diantaranya. "Saya mau transfer uang ke saudara, namun ATM saya ketinggalan. Saya cuma minta tolong ibu untuk mentransfer dua juta ke nomor rekening ini dan uangnya saya ganti sekarang juga."

"Wah maaf saya tidak bisa membantu anda," sahut isterinya.

"Kenapa bu?," tanya salah seorang diantara mereka degan nada suara meninggi. "Ibu tidak percaya kepada kami?"

"Ya, saya tidak percaya kepada kalian," sahut teman saya tegas sembari mendekati isterinya. Kedua orang itu menoleh.

"Bapak siapa? Tak usah campur tangan urusan orang pak."

"Dia isteri saya. Kalian mau apa? Saya tidak percaya kepada kalian dan kalau tetap memaksa, akan saya suruh orang ramai di luar sana menangkap kalian." Mereka berdua tampak keder, kemudian bergegas pergi dan tanpa menoleh lagi. Mereka meninggalkan lokasi.

Ada lagi,  saat dalam atrean check in di bandara,  ada seorang yang berada di barisan depan terlihat  kebingungan degan barang bawaannya. Cukup banyak sehingga melampaui batas yang diperkenankan. Ia kemudian menoleh ke orang yang dibelakang seraya berkata meminta bantuan.

"Pak, saya lihat bawaan bapak sedikit," katanya sembari menatap orang tersebut. "Bisakah saya menitipkan kopor saya kepada bapak?"

Dia langsung menggeleng. "Maaf Pak, saya tidak bersedia," jawabnya tegas.

"Kenapa pak? Bapak tidak mempercayai saya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun