Mohon tunggu...
MUHAMMAD AMIRULHAQ
MUHAMMAD AMIRULHAQ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIABI RIYADLUL 'ULUM 2020

Nama Lengkap: Muhammad Amirulhaq Agama: Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Musa dan Penaklukan Firaun, Kisah Agama, dan Historisitasnya

20 April 2021   13:30 Diperbarui: 20 April 2021   13:43 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
patung fiarun https://commons.wikimedia.org

Jauh disana, disemenanjung daratan Afrika lebih tepatnya di Negara Mesir, terdapat sebuah kerajaan yang sangat terkenal sampai sekarang karena Rajanya yang mempunyai watak bengis dan biadab serta mengklaim dirinya sebagai tuhan, ya tidak salah lagi Raja itu dikenal sebagai 'Fir'aun', akan tetapi ada seorang pemuda dengan perawakan yang gagah dan mempunyai watak pemberani dari kaum bani israil yang akan mengakhiri kehidupan Fira'aun tersebut dengan kejadian yang luar biasa diluar nalar otak manusia. Dan perlu kalian ketahui, seorang pemuda itu bernama Musa A.S.

Musa lahir dari sebuah keluarga keturunan Bani Israil. Bani Israil merupakan nama suatu kaum yang dibawa oleh Nabi Yusuf beserta keluarga besar dan pengikutnya ke Mesir dan beranak pinak disana sampai jumlah mereka menjadi sangat banyak. Hanya musa sendirilah yang berani untuk menantang Fir'aun karena menurut kepercayaan agama Islam beliau adalah seorang utusan yang diutus oleh tuhannya untuk kaum Bani Israil dan mempunyai tujuan untuk menegur raja yang sedang berkuasa pada masa itu yaitu "Fir'aun". Menurut Roger dalam bukunya yaitu World History: Patterns of Interraction sebab raja Mesir dikenal sebagai 'Fir'aun' adalah untuk sebutan gelar yang diberikan kepada seluruh penguasa mesir kuno saat itu. Banyak orang yang menganggap bahwa Fir'aun pada masa Musa merupakan Ramses II akan tetapi, Ramses II itu adalah Ayah dari Fir'aun sendiri yang mempunyai sifat yang baik hati. Jadi sebenarnya, Fir'aun yang berkuasa pada saat Musa itu merupakan putra dari raja Ramses II

Menurut buku Aisyah: Sang Mawar Gurun Fir'aun yang dikarang oleh Sibel Eraslan, sebelum Musa lahir kemuka bumi Fir'aun sempat galau, risau dan merana karena ditinggal mati oleh istri pertamanya, jadi Fir'aun pun mencari lagi pasangan hidup dan didapatilah Aisyah untuk ia jadikan pendamping hidup. Fir'aun tertarik pada Aisyah karena keelokan dan kecantikan rupa tubuh yang dimilikinya akan tetapi sifat Aisyah bertolak belakang dengan sikap suaminya, Aisyah memiliki sifat lemah lembut, penyayang dan pemaaf akan tetapi Fir'aun memiliki sifat yang jelek, rakus, tidak memerhatikan keadaan ekonomi rakyatnya dan mempekerjakan orangtua, diperas tenaganya akan tetapi tidak dibayar sepeser pun sampai sampai dia mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Setelah sekian tahun menjalin hubungan rumah tangga dengan Aisyah, mereka sama sekali tidak dikaruniai seorang keturunan. Lalu Aisyah pun berdo'a kepada tuhannya yaitu Allah SWT, karena Aisyah sendiri merupakan seorang muslim, "Ya Allah Yaa Rab ku karuniakanlah kepadaku keturunan yang soleh dan solehah. Aisyah pun mendapatkan keturunan, akan tetapi bukan seorang anak yang lahir dari rahimnya melainkan Aisyah mendapatkan sebuah anak dari hal yang tak terduga.

Di kerajaan Fir'aun terdapat banyak sekali pengawalnya yang ahli dalam menggunakan sihir sekaligus dan itu menjadikan kerajaan itu terkenal, sampai sampai salah seorang dari peramalnya mengatakan pada Fir'aun bahwa akan ada seorang pemuda dari kalangan Bani Israil yang  kelak ketika ia dewasa akan mengakhiri riwayatnya sebagai sebagai seorang raja, akan tetapi Fir'aun tidak menghiraukan ramalan sepele itu karena ia merasa kuat sehingga tidak akan ada orang yang akan melengserkan tahtanya dari singgasana kerajaan. Lalu waktu bergulir menjadi cepat hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, banyak kejadian yang aneh dikerajaan sehingga   ramalan yang pernah diramalkan pada Fir'aun menjadi kepikiran.  Setelah itu Fir'aun memutuskan membuat peraturan barang siapa yang melahirkan bayi laki-laki maka ia dan para tentaranya akan membunuh bayi tersebut. Ada sebuah keluarga yang melahirkan bayi laki laki dari pasangan suami istri yang bernama Imran dan Yukhabad, Yukhabad sangat khawatir jikalau anak mereka terlahir laki laki.

Waktupun bergulir begitu cepat lalu lahirlah anak mereka seorang laki laki, mereka pun memberi nama bayi itu Musa akan tetapi ibunya Musa tidak ingin anaknya dibunuh oleh Fir'aun, ibunya nabi musa pun diperintahkan oleh Allah untuk menghanyutkan Musa kesungai sebagaimana yang dicantumkan dalam Al-Qur'an Surat Tahaa ayat 20 Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ketepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. Juga dicantumkan pada Al-Qur'an surat Al-Qasas ayat 7 yang berbunyi dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, "Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." Hilir dari sungai Nil tersebut ialah pada kerajaan Fir'aun lalu peti tersebut ditemukan oleh para dayang Fir'aun dan diserahkan pada Aisyah, Aisyah pun menunjukannya pada Fir'aun, sedetik itu Fir'aun bermaksud untuk membunuh bayi tersebut akan tetapi Aisyah merengek supaya suaminya tidak membunuhnya dan menginginkan bayi itu menjadi anak angkatnya mengingat mereka tidak mempunyai keturunan dan hati Fir'aun pun luluh karena permohonan istrinya.

Ketika Musa masih bayi, bayi Musa tidak ingin menyusu pada Ibu menyusui manapun. Lalu semua dayang menyusuri semua rumah dan ditemukanlah satu rumah, tak lain rumah itu adalah rumah Ibu Musa sendiri dan Musa pun menyusu sangat lahap. Ibu Musa pun dipanggil oleh Fir'aun kekerajaan dan diminta untuk tinggal dikerajaan akan tetapi Ibu Musa menolaknya karena ada keluarga yang harus diurus dirumahnya, Ibu Musa meminta kepada Aisyah dan Fir'aun untuk membawa bayi Musa kerumahnya sampai habis waktu penyusuannya, seperti yang diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Qasas ayat 13 yang berbunyi "Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya." Ketika bayi Musa telah habis masa susunya lalu dikembalikanlah oleh Ibunya kekerajaan. Sangat banyak keajaiban yang dimiliki oleh Musa, keajaiban ini dalam pandangan Islam disebut Mukjizat diantaranya pertama, mempunyai kekuatan super ketika bayi seperti bisa menarik jenggot Fir'aun sampai berdarah dan Fir'aunpun sangat marah dan mempunyai prasangka bahwa bayi inilah yang kelak akan menghabisi riwayatnya nanti kelak sehingga memerintah untuk menghabisi nyawa Musa akan tetapi Aisyah meminta untuk  mempertimbangkan kembali dan itu berhasil membuat hati Fir'aun luluh karena permintaan Aisyah. Kedua, dapat membuat orang meninggal dun ia dengan satu kali pukulan. Seperti ketika Musa mendamaikan dua orang yang bersengketa tapi Musa tidak sengaja mendorong salah satu dari mereka sampai tersungkur dan langsung meninggal ditempat. Kelebihan itupun sampai pada teling Fir'aun dan Musa pun mengetahuinya, oleh sebab itu Musa lalu pergi meninggalkan Mesir. 10 tahun berlalu Musa pun telah tumbuh besar dan sudah menikah. Lalu Musa diperintah untuk kembali ke Mesir oleh tuhannya. Ketiga, mempunyai tongkat yang bisa berubah menjadi ular. Hal itu terjadi ketika Musa sedang perjalanan menuju Mesir yaitu ketika bermalam di pinngir tebing Musa melihat ada api yang membakar sebuah pohon, Musa pun mendekati api tersebut dan terdengar suara yang mana suara itu berasal dari tuhan Musa, Tuhan Musa bertanya pada Musa "Apa itu wahai Musa yang ada dilenganmu?" lalu Musa menjawabnya sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an Surat Taha ayat 18 yang berbunyi, Dia (Musa) berkata, "Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain." Setelah itu Musa pun diangkat menjadi Nabi sekaligus Rasul sebagiamana dalam Al-Qur'an ayat 13 samapai 18 yang berbunyi, "Hai Musa, Aku telah memilihmu sebagai rasul bagi kaummu, maka dengarkanlah apa yang akan Aku wahyukan kepadamu agar kamu dapat menyampaikannya kepada kaummu: Aku adalah Allah, Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku Semata dan senantiasa dirikanlah shalat agar kamu selalu mengingat-Ku.

Laut merah https://commons.wikimedia.org
Laut merah https://commons.wikimedia.org
Setelah Musa diangkat menjadi Nabi, Tuhan Musa pun menyuruhnya untuk berdakwah kepada Fir'aun akan tetapi Musa belum berani berdakwah seoorang diri dan meminta kepada tuhannya untuk ditemani oleh saudaranya sendiri yaitu Harun, Harun pun juga seorang Nabi. Kemudian tuhan Musa pun mengabulkannya, singkat cerita tibalah Musa dan Harun dikerajaan Fir'aun untuk menegur, meluruskan aqidah dan mengajak kepada agamanya yaitu Islam akan tetapi Fir'aun menolaknya dan menjebloskan Musa bersama saudaranya Harun kepenjara. Setelah sekian lama dipenjara Musa pun mencoba membuat kesepakatan kepada Fir'aun. Musa berkata "Wahai Fir'aun apakah kau akan tetap memenjarakan saya setelah saya memperlihatkan keajaiaban kerasulanku?".

Fir'aun menjawab "silahkan kau perlihatkan Musa" lalu Musa pun memperlihatkan mukjizatnya seperti tangan yang mengeluarkan cahaya dari tangannya yang sangat terang. Fir'aun pun memanggil tukang sihir ternama diseluruh penjuru Mesir untuk melawan Musa, lalu penyihirpun melakukan tipu daya dengan cara melemparkan benang benang kecil ke tanah dan berubah menjadi ular, sebenarnya benang yang dilemparkan bukan menjadi ular melainkan para prnyihir melakukan tipu daya pada mata mereka, lalu Musa melemparkan tongkatnya dan berubah menjadi ular besar dan memakan semua ular tipu daya para penyihir tersebut sehingga para penyihirpun terkalahkan dan membuat para penyihir beriman kepada tuhan Musa yaitu Allah. Suatu hari Allah menurunkan adzab yang sangat pedih ke negeri Mesir dengan didatangkannya angin topan, belalang yang membuat hasil panen buruk, katak yang memasuki perumahan dan air sungai yang berubah menjadi darah. Seperti yang diabadikan dalam Al-Qura'an Surat Al-A'raf ayat 133 yang berbunyi Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. Malapetaka itupun berlalu, kekejaman Fir'aun semakin menjadi jadi pada kaum Bani Israil yaitu mengerjakan mereka tanpa belas kasih sayang dan tidak diberi upah sampai para pekerja Bani Israil meminta kepada Musa, agar Musa dan pengikutnya beserta hewan ternak mereka untuk meninggalkan Mesir, lalu Musa meminta petunjuk pada tuhannya dengan cara berdo'a dan tuhannya pun memerintahkan untuk meninggalkan Mesir pada malam hari seperti yang dicantumkan Allah pada Al-Qur'an Surat Asy-Sya'ara ayat 52 yang berbunyi Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa, "Pergilah pada malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), sebab pasti kamu akan dikejar." Berangkatlah Musa beserta pengikutnya pada malam hari.

Keesokan harinya Fir'aun mengetahui keberangkatan Musa beserta pengikutnya lalu, memerintah kepada seluruh pasukannya untuk mengejar Musa. Tibalah rombongan Musa di bibir pantai laut merah dan melihat pasukan Fir'aun mengejarnya dari kejauhan, Musa pun kebingungan harus bagaimana jikalau menyusri pantai percuma karena bakal tersusul oleh kejaran Fir'aun yang menggunakan kuda perang, lalu Musapun meminta petunjuk pada Allah dan Allah memerintah Musa untuk memukulkan tongkatnya pada laut, seketika laut pun terbelah menjadi dua sperti yang diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Asy'Syuara ayat 63 yang berbunyi, "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu" Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Musa dan pengikutnya pun menyebrangi laut merah yang terelha menjadi dua, Fir'aun pun tepat berada dibelakangnya, Fir'aun memerintahkan untuk ikut menyebrangi laut tersebut akan tetapi kuda yang ditumangi Fir'aun dan bala tentaranya enggan untuk menyebranginya akan tetapi Allah melakukan tipu daya pada kuda perang yang ditunggangi Fir'aun dan bala tentaranya dengan cara memperlihatkan kuda betina ditengah laut, kuda yang ditunggangi Fir'aun pun berani melewati laut tersebut. Setelah sampainya Musa diseberang laut dan Fir'aun masih dalam perjalanan kesebrang laut, atas izin Allah tiba tiba jalan yang terbentang dilaut merah itu menjadi laut kembali lalu Allah menyelamatkan Musa dan membinaskan Fir'aun, ketika Fir'aun digulung oleh air laut lalu Fir'aun mengakui kesalahan dan bertaubat pada Tuhan Musa akan tetapi Allah tidak menerima taubatnya seperti yang diwahyukan Allah pada Al-Qur'an Surat Yunus ayat 91 yang berbunyi, Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan.

Akan tetapi Allah menyelamatkan jasad Fir'aun agar memberitahu bahwa cerita ini benar benar nyata dan menjadi pelajaran bagi orang-orang kedepannya agar tidak jatuh pada lubang yang sama. Musa pun melanjutkan perjalanannya bersama pengikutnya Bani Israil sampai ke Palestina dan itulah penyebab konflik saat ini yang terjadi di Palestina bahwa Palestina milik Bani Israil akan tetapi Bani Israil hanya pendatang baru di Palestina.

Jadi, Fir'aun memiliki watak yang sangat jelek dan tidak patut dicontoh, setelah sekian banyak Musa menegurnya sampai menunjukan kelebihannya akan tetapi Fir'aun masih tetap teguh pendirian dan sifat sombongnya tidak bisa dihilangkan. Ketika nyawanya sudah berada diujung tanduk Fir'aun baru sadar dan bertaubat kepada Allah akan tetapi Allah tidak menerima taubatnya dan diakhir hidupnya Fir'aun berstatus orang kafir dan selamanya akan masuk neraka. Itu jelas menjadi sebuah pelajaran bagi kita untuk tidak bersikap sombong, harua memiliki kasih sayang pada yang lain dan jikalau ada yang menegur kita dalam hal kebaikan kita harus menerimanya jangan seperti Fir'aun yang diberi adzab baru ia mengakui kesalahannya, Naudzubillahi min dzalika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun