Mohon tunggu...
Amira Yuniar Rachmawati
Amira Yuniar Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Temperament Pada Anak, Bagaimana Cara Menyikapinya?

21 September 2021   18:45 Diperbarui: 21 September 2021   18:55 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang kalian pikirkan saat mendengar atau melihat kata temperament? Mungkin diantara kalan semua pasi berpikir temperament tidak jauh beda artiannya dengan emosi. Saat mendengar kata temperament hal yang mungkin pertama terlintar dipikiran yaitu anak. 

Orang tua mungkin langsung berpikir mengenai sikap anak mereka dirumah dengan anak yang gampang marah atau juga anak yang mudah tersinggung. Tapi, perlu diketahui bahwa dalam dunia psikologi temperament tidak melulu soal emosi loh. 

Ada banyak macam-macam temperament untuk orang tua pelajari dan pahami. Sehingga kedepannya para orang tua bisa jadi lebih baik lagi dalam menghadapi situasi-situasi perilaku yang sedang dihadapi oleh anak atau perilaku si kecil.

Menurut definisi, temperamen adalah perbedaan perilaku dan emosi setiap orang ketika menanggapi sesuatu. Temperamen muncul pada tahap awal kehidupan manusia. Bayi yang baru lahir menunjukkan emosi yang berbeda, seperti ada yang menangis dan ada yang diam. 

Seiring berjalannya waktu, bayi-bayi tersebut akan tumbuh menjadi anak yang selalu ceria, begitu pula sebaliknya akan tumbuh menjadi anak yang sering menangis.

Tempramet pada anak? bagaimana cara menghadapinya? Secara umum, temperament dapat diartikan sebagai perilaku atau emosi yang ditujukan oleh seseorang ketika orang itu mendapatkan respon dari hal tersebut. Temperament dapat dibilang sebagai karakter yang terbentuk sejak dini atau juga terbentuk sejak lahir. Temperament ini sendiri merupakan gambaran pada setiap individu dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada di sekelilingnya.

Temperament dapat terbentuk sebab dipengaruhi oleh faktor internal yang mencakup genetik, dan bisa juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu lingkungan. Contoh faktor internal dapat melalui depresi postpartum ibu, dan contoh faktor eksternal dapat dipengaruhi oleh gaya parenting atau pola asuh orang tua dan lingkungan sekitar.

Hal ini juga selaras dengan penjelasan oleh pakar Psikolog Anak yang pernah menyatakan temperament kerap dianggap sebagai gaya personal anak yang mempengaruhi perilaku dan cara anak berinteraksi di dalam kesehariannya.

Karakteristik dan jenis temperament pada anak yakni meliputi yang pertama ada tingkat aktivitas yang melibatkan tubuh anak, siklus tiduk yang kurang baik, kemampuan adaptasi yang kurang, sensivitas anak yang tinggi dan masih banyak lagi lainnya. 

Setiap anak memiliki temperament yang berbeda-beda namun hal tersebut tidak bisa menjadi satuan tolak ukur dimana anak akan berubah menjadi lebih baik atau tidak. temperamen pada anak cenderung tidak akan terlalu banyak berubah dari lahir hingga ia dewasa. 

Namun, faktor eksternal atau lingkungan juga tidak menutup kemungkinan akan memodifikasi temperamen anak seiring ia beranjak dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun