Mohon tunggu...
Amira Khoirunnisa
Amira Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Bismillahirrahmanirrahim Fighting!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Attention Deficit Hyperactivity Disorder [ADHD]

10 Oktober 2021   14:59 Diperbarui: 10 Oktober 2021   15:00 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis :

Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H. (Dosen FH Unissula)

Amira Khoirunnisa (Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris)

Apa itu ADHD?

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder merupakan gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit untuk fokus, serta memiliki perilaku implusif (bertindak berdasarkan insting) dan hiperaktif. Pengaruh utama ADHD hingga saat ini masih belum diketahui pasti, namun kondisi ini di duga dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, ADHD juga dapat ditemukan pada orang dewasa.

Faktanya orang yang menyandang ADHD memiliki fisik otak yang berbeda dari orang yang tidak menyandang ADHD. Peneliti menemukan bahwa sekitar 3% otak seseorang yang menyandang ADHD lebih kecil dari pada orang tanpa ADHD, inilah penyebab mengapa orang yang memilki ADHD sering susah konsentrasi. Dikarenakan bagian otak yang megatur hal tersebut atau disebut frontal lobe cenderung lebih kecil, tetapi hal tersebut jurtru membuat penyandang ADHD memiliki kreativitas lebih dibandingkan orang tanpa ADHD (SUMBER:CASTELLANOS ET AL 2002).

Psikoterapi merupakan treatment kepada ssorang yang kejiwaannya terganggu. Ada beberapa terapi yang dapat mengurangi ADHD. Salah satunya Psikoanalisis terapi ini didasarkan adanya kehidupan mental yang tidak disadari seperti dunia dalam mimpi (dicetuskan oleh Freud). Dan ada pula Psikoterapi Islami yakni psikoterapi yang lahir dari ajaran agama islam bersumber dari Al-Qur'an dan Hadist.

Contoh nyata dari Psikoterapi Islami, Azzam seorang bocah berusia 7 tahun yang tadinya merupakan seorang anak hiperaktif. Ia sempat menjalani terapi di RSUD Dr. Soetomo. Orang tua Azzam dapat teguran dari guru sekolah Azzam dan menyarankan agar Azzam menjaladi terapi di rumah sakit.

Azzam menjalani terapi di RSUD Dr. Soetomo, Azzam memang relatif lebih tenang karena mengkonsumsi obat penenang, namun ada efek sampingnya. Ketika bangun tidur Azzam sesalu mengeluh karena lehernya terasa sakit.

Selama 5 bulan Azzam harus mengkonsumsi obat penenang, di sela menjalani terapi orang tua Azzam mendapat saran dari sang dokter untuk mencarikan Azzam rumah tahfiz. Menurut sang dokter, ada banyak kasus anak hiperaktif akan menjadi lebih tenang saat ikut hafalan Al-Qur'an.

Akhirnya orang tua Azzam pun mencari rumah tahfiz bagi Azzam, hal ini dilakukan supaya Azzam tidak bergantung pada obat penenang. Akhirnya orang tua Azzam menemukan ruma tahfiz Rubata Al Kayyis. Pengasuh Rubata Al Kayyis, Dini Dukha Berliana, menceritakan bahwa Azzam pada awalnya cukup merepotkan uztazahnya. Di kelas Azzam kerap tak bisa diam dan sering menjahili teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun