Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... bidang Ekonomi

Penceèdas Bangsa dan Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bolehkah Petinggi Menghindari Jeratan Produk/Program Uanggulan ?

9 Mei 2025   15:03 Diperbarui: 9 Mei 2025   15:03 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh Amidi



Dalam memburu suara pemilih sebanyak-banyak-nya, semua calon yang berlaga dalam pemiliu berlomba-lomba menjual produk atau program kampanye mereka, apakah itu di tingkat pusat maupun di tingka daerah.


Kini,  boleh dibilang bahwa perhelatan  pemilu,  baik di tingkat pusat maupun daerah sudah usai, pemenang-nya sudah dilantik, hanya ada beberapa daerah yang menyisahkan permasalahan, sehingga tertunta untuk dilakukan pelantikan. Seperti di Kabupaten Empat Lawang  Provinsi Sumatera Selatan.

 

Produk/Program Unggulan.


Bila disimak, semua calon menawarkan suatu produk (program kerja) yang aduhai atau unggulan, yang menggoda pemilih, terutama bagi pemilih yang masih mudah diiming-imingi bak meng-imingi-imingi hadiah pada konsumen tertentu.

Jika dalam pemasaran hadiah atau sejenisnya sangat ampuh untuk menggoda atau memikat konsumen untuk membeli produk yang kita tawarkan. Sebagai contoh, pada saat saya masih didesa (tahun 1980-an) membantu orang tua melayani konsumen yang akan membeli barang kebutuhan sehari-hari di warung/toko orang tua saya, termasuk melayani pembelian rokok eceran. Pada saat itu beberapa perusahaan rokok  memberi hadiah dengan menyelipkan uang puluahn  ribu didalam kotak rokok.

Pada saat itu, konsumen yang membeli rokok tersebut rating-nya meningkat, biasanya konsumen  hanya membeli satu bungkus, sehingga  membeli beberapa bungkus, agar mendapatkan hadiah berupa uang tersebut. Saya sebagai pelayan pun demikian, saya buka beberapa kotak rokok untuk "diketengkan/uceran" , jika terdapat uang dalam bungksu rokok, brarti rezeki penjual,  walaupun pada akhirnya rokok yang sudah dibuka tersebut terkadang rusak. Inilah kekuatan hadiah mendorong konsumen termasuk penjual untuk memperolehnya.

Begitu juga dengan produk atau program kampanye yang ditawarkan petinggi pada saat sebagai calon dengan memberikan semacam hadiah kepada calon pemilih mereka. Misalnya, "apabila saya menang saya alan membangunkan Anda jembatan penyeberangan". Diketahui, dikawasan tersebut ada skitar 250 kepala keluarga dengan total suara sekitar 1.000. Bila calon tersbut berada ditingkat daerah yang jumlah pemilihnya terbatas, maka dengan menawarkan program tersebut, maka calon pemilih yang ada akan dapat dipastikan akan semua memilih calon tersebut.

Misalnya, "jika saya terpilih, saya akan meng-gratis-kan biaya pendidikan dan kesehatan", hal ini mereka lakukan, karena disana calon pemilihnya kebanyakan kalangan kelas menengah ke bawah yang memang butuh bantuan dana untuk pendidikan dan kesehatan, apalagi bila program ini di daerah tersebut  baru pertama kali mereka tawarkan, maka dengan serta merta calon pemilih akan berbondong-bondong memilih calon yang menawarkan program tersebut. Terlepas dari adanya "siraman" atau tidak, apalagi bila ditambah dengan "siraman".

Contoh di Provinsi Sumatera Selatan, waktu itu baru pertama kali petinggi yang memenangi pemilu,  menawarkan program unggulan pendidikan dan kesehatan gratis. Dengan serta merta pada saat itu suara pemilih hampir 70 persen tertuju pada calon yang menawarkan program tersebut. Ringkas kata, petinggi sebagai calon pada saat itu  berhasil  memenangkan pertarungan, bahkan menjadi pemenang telak.

Nah, pada pemilu berikutnya, beberapa calon juga menawarkan program yang sama yakni pendidikan dan kesehatan gratis, ternyata tidak se-ampuh dengan calon terdahulu. Setelah di cermati, program tersebut mengandung kelemahan, gratis yang dimaksud pemilih bukan gratis secara keseluruhan. Belum lagi adanya hambatan pendanaan atas program itu sendiri, sehingga pemillih mulai memahami-nya, dan mereka tidak ingin keliru ke dua kalinya.

 

Mengapa Ampuh?


Terlepas dari "siraman", suatu produk yang terbilang baru dan memang menyasar keinginan pemilih, maka suatu produk tersebut sangat ampuh. Belum lagi, bila kita hubungkan dengan tingkat pendapatan atau tingkat kesejahteraan pemilih, maka jika ada calon yang akan menawarkan "suatu produk/program yang akan membantu mereka keluar dari kemiskinan, keluar dari kungkungan kesengsaraan", maka calon pemilih, akan mudah sekali terpengaruh dengan produk/program tersebut.

Sama hal nya dengan hadiah, diskon, dan sejenisnya atas suatu produk, maka dapat dipastikan konsumen akan berlomba-lomba memburu produk tersebut, terlepas produk tersebut terkadang sudah usang, terlepas produk tersebut terkadang sudah hampir kadaluarsa (bila makanan/minuman), intinya konsumen dapat dipastikan akan berlomba-lomba memburu produk tersebut, konsumen pada   antri panjang, konsumen pada berkerumun disudut/konter/tenant dimana produk tersebut digelar/dipajang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun