Mohon tunggu...
AMI MUSTAFA
AMI MUSTAFA Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Apalah apalah, jangan ribet! aku sendiri sudah cukup ribet orangnya

Nulis suka-suka, tema suka-suka, konsistensi suka-suka

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Demam Bunga di Tengah Pandemi

19 November 2020   20:23 Diperbarui: 19 November 2020   20:25 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Dampak positif dari pandemi Covid19 salah satunya adalah bercocok tanam. Terutama tanaman hias. Banyak orang yang dulu tidak suka merawat tanaman sekarang jadi pemburu tanaman. Tidak hanya di kota-kota besar di kampung pun terjadi wabah demam tanaman. Imbasnya harga tanaman jadi naik berlipat-lipat.

Begitu juga di kampungku. Tiga tahun lalu teman-teman dekat rumah hanya menonton saja saat aku menanam bunga atau tanaman obat. Sambil lewat depan rumah mereka hanya berkomentar saat aku sedang menyiram atau menyiangi tanamanku.

"Wah, rajin amat"

Aku hanya akan tersenyum saja sambil menawari mereka singgah. Dan mereka hanya lewat saja, pergi bekerja, ke pasar, atau pergi main entah kemana. Sementara aku lebih banyak menghabiskan waktu merawat tanaman di halaman rumah. Rumahku punya tiga halaman yang luas, depan, samping dan halaman belakang. Rumah yang sebelumnya sempat kosong beberapa bulan dengan halaman luas tak terawat.

Menghabiskan waktu dengan tanaman ternyata mampu meningkatkan kesejahteraan kita, baik mental maupun fisik. Itu yang kurasakan. Perubahan situasi dan kondisi yang kualami bisa kuatasi dengan mengalihkan perhatian pada kegiatan bercocok tanam. 

Berkeringat saat mengolah media tanam atau memindahkan pot bunga membuat tubuh jadi lebih sehat. Menata tanaman sesuai dengan kebutuhan sinar matahari dan enak dipandang membuat otak berpikir, tak ada waktu untuk melamun. Belum lagi saat melihat tumbuh kembang tanaman membuat hati gembira. 

Selain sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja, hobi yang satu ini nyatanya juga murah alias tidak banyak menelan biaya. Mulanya aku menerapkan konsep pemanfaatan barang bekas untuk menanam. Seperti sepatu yang sudah tidak terpakai, celana jeans bekas tak layak pakai, ember pecah, pouch bekas dan lainnya. 

Sambil merapikan rumah sekaligus mengurangi limbah plastik dengan memanfaatkan ulang jadi tempat tanaman. Sekarang sih konsepnya agak berubah dengan pemakaian pot untuk tampilan karena merambah usaha penjualan tanaman hias.

Ketika demam bunga melanda teman-teman dan tetangga datang ke tempatku. Mencari bibit tanaman atau sekedar curhat. Curhat tanamannya kenapa tidak sebagus punyaku. Mereka mengeluh tidak punya tangan yang dingin. Ini sering sekali kudengar. 

Kujelaskan pada mereka tak ada itu tangan dingin atau panas dalam hal menanam tanaman. Asalkan kita tau karakter tanaman yang kita tanam dan pengolahan media tanam. Mengenali tanaman akan kebutuhannya terhadap sinar matahari. Jangan meletakkan tanaman yang tidak suka terlalu banyak sinar matahari di tempat terbuka yang mendapat sinar matahari penuh. Begitu juga sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun