Perencanaan Pengembangan Kedelai pada Industri daerah Sanan, Kota Malang

Kota Malang merupakan salah satu daerah perkotaan yang terdapat di Indonesia, tepatnya di Provinsi Jawa Timur. Luas wilayah Kota Malang sebesar 110,6 km2 yang terbagi dalam lima kecamatan yaitu Kecamatan Blimbing, Kecamatan Klojen, Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Kedungkandang, dan Kecamatan Sukun. Di kelima kecamatan tersebut, terdapat 57 kelurahan, 159 Rukun Wilayah (RW), dan 828 Rukun Tetangga (RT) (SPPIP, 2012:4-1). 

Dalam salah satu sidang paripurna gotong royong Kotapraja Malang pada tahun 1962 ditetapkan Kota Malang sebagai Kota Pelajar / Kota Pendidikan, Kota Industri, dan Kota Pariwisata. Ketiga pokok tersebut menjadi cita-cita masyarakat Kota Malang yang harus dibina. 

Kota Malang juga merupakan salah satu penghasil pertanian industrial berbagai pangan. Industri pangan mengolah hasil pertanian, baik nabati maupun hewani menjadi produk pangan olahan. Salah satunya adalah pertanian kedelai di industrial tempe. Kandungan nutrisi kedelai yang terdapat dalam tempe dapat memenuhi sebagian kebutuhan asam amino, seperti  tryptophan, threonin, isolusin, valin, dan histidin. Tempe juga mengandung vitamain B12 yang dihasilkan dari aktivitas mikroba dalam proses fermentasi.

Beragamnya kandungan yang ada pada kedelai di dalam tempe baik untuk pemenuhan gizi manusia, maka industri tempe perlu dilakukan pengembangan agar produk tempe tetap dapat memenuhi kebutuhan manusia dan kebutuhan gizi. Industri tempe sebagian besar merupakan industri kecil yang lemah permodalan dan lemah manajemen. 

Oleh karena itu, strategi pengembangan usaha bagi industri tempe diperlukan sebagai salah satu langkah meningkatkan kontribusi industri kecil dalam perekonomian daerah Kota Malang.

Perencanaan wilayah merupakan salah satu upaya dalam merumuskan permasalahan-permasalahan yang terjadi di masing-masing wilayah yang kemudian mengarah pada keseimbangan pembangunan antar wilayah. 

Dewanti dan Eko (2011) menyatakan bahwa pengembangan wilayah dilaksanakan melalui optimasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki secara harmonis, serasi dan terpadu melalui pendekatan yang bersifat komperehensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan. Agroindustri terbagi atas beberapa tipe skala usaha salah satunya adalah Usaha Mikro Kecil Menengah. 

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Sektor ini tidak hanya sebagai sumber mata pencaharian, tetapi juga menyediakan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat dengan tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang rendah.

Sentra industri kripik tempe Sanan merupakan salah satu industri kecil yang terdapat di Kota Malang. Daerah Sanan merupakan sentra dari industri keripik tempe terbesar di Kota Malang karena hampir seluruh penduduk di kampung sanan bekerja sebagai penghasil tempe dan kripik tempe. 

Produksi kripik tempe di kampung sanan dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu, produksi keripik tempe di Sanan sangat mementingkan kualitas produk dengan tidak menggunakan bahan pengawet dalam proses produksi kripik tempe. Kedelai yang digunakan untuk pembuatan tempe adalah kedelai yang berasal dari daerah setempat kemudian kedelai dipilah-pilah. Jika hal tersebut diimplementasikan maka timbulnya permasalahan-permasalahan di lapangan dapat diperkecil.

Sektor industri merupakan salah satu penyumbang dalam perekonomian di Indonesia. Salah satu dari sektor industri adalah industri pangan. Sektor industri kecil mempunyai peran penting dalam perekonomian baik daerah maupun nasional. Industri kecil yang masih terus berkembang adalah industri pangan.