Mohon tunggu...
Amelia Rosliani
Amelia Rosliani Mohon Tunggu... Guru - penyuka buku fisik

Menganalogikan dirinya "spora berjalan" | pembelajar | pendidik | book lovers | poem | sedang berusaha membuat buku solo perdana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemuda, Gebrakan, dan Nasionalisme

7 Desember 2022   12:04 Diperbarui: 7 Desember 2022   12:11 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemuda, Gebrakan, dan Nasionalisme

Kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran generasi muda, semangat juang, berada di garis terdepan. Hingga berujung pada sebuah masa, di mana rakyat Indonesia merasakan kebebasan dari keotoriteran penguasa, kediktatoran pemimpin, dan ketumpang tindihannya penjajah yang saling berseliweran bermukim di tanah air. Merdeka dan nasionalisme dua kata yang sudah tidak menjadi asing lagi di telinga segenap rakyat Indonesia, yang selalu memenuhi ruang kata di pikiran setiap bulan Agustus.

Apa itu nasionalisme?

Nasionalisme ialah sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang menempatkan kepentingan berbangsa dan bernegara di atas kepentingan pribadi. Artinya, pada masing-masing kita yang tercatat sebagai masyarakat Indonesia berkewajiban membela dan mencintai tanah air. Ada banyak penginterpretasian dalam hal mencintai tanah air. Pelajar yang bersemangat dalam proses menggapai mimpinya, pekerja seni yang tetap berkarya dalam bentuk aktualisasi diri, seorang aktor yang terus berlatih peran untuk meningkatkan kemampuan perannya. Begitu pun dengan pendidik, terlebih seorang pendidik yang notabenenya berkativitas, berkomunikasi serta mengajar siswa karena sebagai  pemegang tongkat estafet di masa depan.

Generasi muda sebagai komponen bangsa yang demikian kuat, baik fisik maupun semangatnya. Keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat demi kelangsungan dan kejayaan suatu bangsa. Peran generasi muda banyak sekali terlibatnya dalam permasalahan politik dan pemerintahan. Salah satunya Peristiwa Rengasdengklok, ialah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta. Penculikan kedua tokoh proklamator ke pinggiran wilayah dekat Bekasi menghasilkan peristiwa besar dalam kemerdekaan RI. Peristiwa lainnya yang kita ketahui yaitu Peristiwa Mei 1998, yaitu mundurnya presiden Soeharto sebagai presiden Indonesia selama 32 tahun masa pemerintahannya menjabat di tanah air, dikarenakan oleh gebrakan mahasiswa yang luar biasa.

Dalam Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 40 tahun 2019 yang disebut pemuda ialah  berusia 16-30 tahun. Pemuda menjadi pilar dalam pengisian kemerdekaan Indonesia, kedudukan generasi muda secara alami akan menjadi pemegang kekuasaan jalannya kemasyarakatan di tatanan sosial. Perjuangan generasi muda jelas berbeda rintangannya, bukan membawa bambu runcing, senapan untuk mengejar para penjajah. Melainkan, bersikap memerdekakan hati dalam mengisi kemerdekaan dari semakin maraknya arus globalisasi di tatanan elemen negeri ini.

Perjuangan sekarang memang tidak serta merta harus memegang senjata untuk mengejar musuh. Tetapi melawan musuh kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, ketidaktahuan, ketidakterlibatan, dan pengaruh buruk dari maraknya arus globalisasi yang berefek melunturkan nilai-nilai nasionalisme. Masuknya arus globalisasi di tanah air di satu sisi memberi  angin segar bagi beberapa pihak, serta memberikan dampak negatif maupun positif. Seperti maraknya budaya luar yang semakin ramai di tanah air, menjadi salah satu contoh dari globalisasi. Dampak negatifnya, menjadi tidak tahu akan budaya dalam negeri, tidak mau mengembangkannya, lambat laun mulai terkikis oleh hal baru.

 Langkah kecil sebagai pendidik dalam mengisi kemerdekaan dan menunjukan sikap nasionalisme ialah dengan terus mengajarkan nilai-nilai yang berkaitan dengan norma-norma sosial selama pembelajaran. Tidak hanya itu bersikap adil, disiplin, jujur, serta tertib dalam berkendara baik di lingkungan kecil maupun luas. Dengan tetap memegang teguh disiplin serta rasa tanggung jawab dalam proses pembelajaran terhadap siswa sudah berkontribusi dalam mengisi kemerdekaan. Sikap nasionalisme pun dapat ditunjukan dengan sikap cinta tak hanya dalam bersikap saja dalam hal berkontribusi pada pemilihan umum, keterlibatan di lingkungan masyarakat. Melainkan dalam bertutur kata, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa  kesatuan negara Republik Indonesia, pemersatu bangsa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Lalu apa hubungannya sikap nasionalisme dengan berbahasa?

Seperti yang sudah disebutkan di awal, arus globalisasi memengaruhi tatanan elemen sosial hampir keseluruhan. Bukan hanya tatanan gaya hidup, ekonomi, pemerintahan saja termasuk bahasa. Arus globalisasi menjadikan pemakaian bahasa Indonesia lambat laun terkalahkan dengan pemakaian bahasa asing. Pergeseran pemakaian bahasa Indonesia bukan hanya di ruang publik saja, melainkan dalam hal berkomuniasi sehari-hari. Atau biasanya kita kenal dengan sebutan dialek Jaksel yang sedang ramai diperbincangkan Yaitu pemakaian bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa asing. Contohnya dengan menambahkan kata literally, which is, basically, dan prefer pada percakapannya. Rasa bangga terhadap budaya bangsa khususnya bahasa Indonesia, yang termasuk salah satu prinsip nasionalisme sekarang sudah redup.

Bahasa dan nasionalisme tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Ini merupakan bagian perjalanan sejarah bangasa tanah air. Sikap nasionalisme dalam berbahasa ialah mencintai dan menyadari betapa sangat berharganya bahasa Indonesia sebagai warisan bangsa yang patut disyukuri.  Tertuang pada peristiwa Sumpah pemuda 28 Oktober tahun 1928, peristiwa yang dilakukan pemuda Indonesia untuk mengikrarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara Kesatuan. Republik Indonesia, bahasa pemersatu dengan bahasa-bahasa daerah di seluruh tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun