Teori Instrumentalisme merupakan teori yang dikemukakan oleh seorang pakar bernama John Dewey. Teori ini menjelaskan bahwa sang ahli, Dewey, menekankan Pendidikan yang progresif yakni pandangan Pendidikan yang menerapkan perlunya belajar sambil berbuat. Ia percaya bahwa manusia belajar melalui pendekatan secara 'langsung' dan terkhususnya anak-anak harus dibiarkan mengeksplorasi lingkungannya. Oleh karena itu, beliau mengembangkan sebuah metode pembelajaran yang disebut Experiential Learning.
Experiential Learning atau Hands on Learning merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan murid belajar melalui pengalaman yang dirasakan secara langsung untuk memberikan suatu pengetahuan yang baru atau menambahkan pengetahuan yang sudah ada. Untuk kelas TK, penerapan Experiential Learning ini mungkin sudah tidak asing lagi, dikarenakan kebanyakan pembelajaran untuk anak-anak di usia dini memang diharuskan untuk lebih dulu belajar bereksplorasi dengan objek-objek yang konkrit. Contohnya bisa bermacam-macam, misalnya, ketika guru ingin mengajarkan tentang tumbuh-tumbuhan. Guru dapat membawa pot berisi tanaman hidup ke dalam kelas dan menjelaskan secara singkat bagian-bagian tanaman kepada anak murid. Setelah anak-anak mendapatkan pengetahuan awal mengenai tanaman, guru dapat mengajak anak-anak murid untuk menanam dan merawat tanaman mereka sendiri. Misalnya, menanam kangkung di sekolah. Dengan merasakan langsung pengalaman menanam kangkung, anak-anak bisa belajar bagaimana tanaman dapat tumbuh, apa yang mereka harus lakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, sekaligus mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak-anak.