informasi yang belum tentu kebenarannya, informasi menyimpang serta menggiring opini ditemukan di media digital dan kehidupan nyata.Â
Hampir setiap hariSejatinya informasi di pubikasikan untuk memberi pemahaman terhadap masyarakat. Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima (Anggraeni & Irviani,2017).Â
Sedangkan budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat tertentu.Â
Namun di era sekarang ini informasi yang menunjukkan kebenaran di modifikasi menjadi informasi tak berdasar. Budaya seperti ini sering terjadi baik di perkampungan maupun perkotaan.
" Dengar-dengar warung ibu itu gak beres loh"
" Dengar Kata Orang" nampaknya sudah menjadi budaya masyarakat dalam mendapatkan informasi dan sayangnya langsung diterima dan di sebarkan tanpa melakukan penyelidikan tentang legalitas suatu informasi.Â
Lebih paranhya lagi informasi yang sedari awal utuh, di potong dan ditambah sehingga validasi informasi tersebut tidak seratus persen lagi kebenarannya.Â
Padahal dalam menyampaikan informasi, terdapat unsur validasinya yaitu untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan memang benar, harus utuh tanpa dipotong-potong agar tidak menyesatkan danharusnya sesuai konteks.Â
Akibatnya pihak yang dirumorkan akan mengalami kerugian, baik kerugian kepercayaan, kerugian mental hingga finansial. Selain korban, pelaku pun llambat laun akan merasakan dampaknya.Â
Artinya budaya seperti ini akan memberi kerugian kepada semua pihak dan tentunya tidak memiliki keuntungan. Dalam konteks ini, seharusnya masyarakat lebih terbuka dan teliti dalam menerima suatu informasi.Â
Seseorang yang terpercaya pun, memiliki jabatan bisa melakukan manipulasi informasi. Tugas kita sebagai masyarakat yaitu memfilter berita yang masuk. Budaya dengar kata orang ujung-ujungnya menghasilkan fitnah. Fitnah sendiri dilarang dalam agama.