Mohon tunggu...
syamsul amir
syamsul amir Mohon Tunggu... -

Syamsul Amir, lahir di Mataram pada 17 Agustus 1991,

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kelemahan dan Kekurangan Citizen Journalizm

17 April 2014   18:47 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 1638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sejarah perkembangan manusia menunjukkan, jurnalistik dan teknologi selalu tumbuh dan berkembang bersamaan. Mulai dari munculnya mesin cetak pada abad ke-15 di Eropa hingga kini pertumbuhan teknologi khususnya di bidang komunikasi dan informasi semakin cepat dan kian tidak terduga. Hal ini bisa dilihat dalam penyampaian informasi atau berita yang saat ini banyak dikemas melalui media online yang berasal dari masyarakat umum yang akrab disebut dengan Citizen Jurnalizm.

“Apa itu Citizen Jurnalizm?

Citizen Jurnalizem merupakan “kegiatan jurnalistik dari warga oleh warga dan untuk warga”. Pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan jurnalistik. Yakni, berperan aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, analisa, serta penyebaran berita dan informasi. dengan begitu masyarakat tidak hanya menerima berita tetapi juga bisa membuat berita.
setiap orang adalah wartawan dan kerja wartawan bisa dilakukan oleh setiap orang.

Dengan adanya media online dengan konsep Citizen Jurnalizem semua orang bisa berbagi informasi tentang berbagai pristiwa tanpa batas dan terhubung dengan orang diseluruh dunia, sebagaisudah barang tentu derdapat kelemahan dan kelebihan dari Citizen Jurnalizem itu sendiri, yakni:

·Kelemahan Citizen Journalism

Masalah yang dihadapi dari munculnya citizen journalism adalah citizen journalist hanya eksis di beberapa blog saja. Kenyataannya bisa dilihat dari empat kategori citizen journalism: 1) citizen journalist adalah orang yang memiliki kamera digital atau kamera ponsel dan menyunting karya mereka, seperti peristiwa utama (tsunami, bom di London) atau kecelakaan mobil, ke organisasi berita; 2) citizen journalist adalah orang yang ingin menemukan komunitas lokal atau cybercommunity dan memproduksi tulisan tentang komunitasnya; 3) citizen journalist adalah orang yang mengkritisi dan mengampanyekan sebab-sebab politik; 4) citizen journalism adalah orang yang berpartisipasi ke dalam sebuah “percakapan” dengan para jurnalis profesional dan para pemilik blog.

Tidak ada yang meragukan bahwa sesuatu yang baru telah muncul dan kantor berita tradisional harus setuju dengan citizen journalist. Akan tetapi, esensi citizen journalism telah menggantikan jurnalisme tradisional yang dianggap mati.

Para citizen journalist adalah bagian dari keluarga. Dan perbedaannya terletak pada sebutan yang diberikan kepada mereka, yaitu “intelegensi kolektif”. Bagi seorang jurnalis, kantor berita adalah ekspresi intelegensi kolektif dengan hubungan horizontal antara kolega, tetapu juga memiliki hubungan vertikal dengan editor. (editorsweblog.org, 29 Desember 2005)

·Kelebihan Citizen Journalism

Banyak orang yang merasa tidak bisa menggunakan blog, karena mereka merasa tidak akrab dengan Informasi Teknologi (IT).  Padahal, isi dari blog tidak adanya hubungannya dnegan IT. Setiap orang dapat menulis apapun. Inilah hal yang penting bagi masyarakat, bahwa mereka disajikan beragam piliham untuk dipiih. Di sini juga lah letak keindahan citizen journalism, semuanya dikembalikan pada masyarakat.

Perkembangan teknologi informasi juga mengubah hakekat media. Dengan internet, kini berkembang situs-situs lembaga maupun pribadi. Selain itu, berkembang juga weblog atau blog, di mana setiap orang bisa melaporkan peristiwa di sekelilingnya, atau paling tidak, melaporkan gagasannya kepada publik. Dengan demikian, kalau dulu media didirikan oleh lembaga, atau individu yang mempunyai uang dan kekuasaan (power), kini setiap individu bisa membuat media. Karena itu, di zaman internet ini, setiap individu juga adalah media.

Kalau ditanya siapa secara politis siapa yang dapat keuntungan dari blog, maka keuntungan ini bisa kita kategorikan menjadi 3 hal: finansial, sikap politis, dan keuntungan dari sisi negatif. Untuk keuntungan finansial mungkin agak sulit karena blog pada dasarnya tidak ada aspek komersil, akan tetapi keuntungan itu dalam bentuk lain yaitu publisitas. Kalau keuntungan dari sisi negatif, maksudnya adalah orang-orang yang ingin mengacau, bisa saja melakukan hal tersbut.

Kadang-kadang ada orang yang menulis di blognya dan mengutip blog orang lain tanpa menyebut sumber kutipannya. Bagaimana seharusnya sikap terhadap hal seperti ini? Bagi WW di dalam blog ada “fair exchange”, kita bebas mengutip blog orang lain, dan orang lain bebas mengutip blog kita. Apabila tidak disebut, tidak masalah juga. Kalau nama kita disebut, ya itu keuntungan buat kita. (unitedcolorsofme.com, 11 Oktober 2006)

Elisabetyas, 2010., “Jurnalisme Warga Dilihat dari Berbagai Segi”. [Online] Available athttp://elisabetyas.wordpress.com/2010/02/25/jurnalisme-warga-dilihat-dari-berbagai-segi/> (Diakses pada 15 april 2014)

Outing, Steve, 2005., “The 11 Layers of Citizen Journalism”. [Online] Available at <http://www.poynter.org/uncategorized/69328/the–11–layers–of–citizen-journalism/> (Diakses pada 13 April 2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun