Mohon tunggu...
Ambar Baihaqi
Ambar Baihaqi Mohon Tunggu... Relawan - Laki-laki yang selalu berjuang

Kesadaran manusia harus disadari dari saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

NDP sebagai Alas Merangkai Ideologi Dunia

18 Februari 2020   13:18 Diperbarui: 18 Februari 2020   13:22 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berawal dari abad ke 18 akhir seorang berkebangsaan Perancis bernama Antoine Destutt de Tracy mengemukakan gagasan tentang etimologi ideologi, bermula dari hal tersebutlah dengan didukung segala macam persoalan dari hal kesadaran,budaya,politik,hukum dan cinta telah melahirkan ragam ide dan gagasan untuk keselarsan dalam hidup.

Hal tersebutlah kemudian mengguncang segala konstruk tatanan kehidupan dalam setiap negara hingga saat ini, pertumpahan darah dan kekejaman penguasa diaktualisasikan guna memperjuangkan ideologinya masing-masing untuk melakukan upaya ekspansi ke negara-negara lain di penjuru dunia ini.

Di era milenial saat ini negara yang memiliki ideologi pancasila seperti Indonesia ini juga turut diguncang oleh persoalan mendasar semacam ideologi dan kemudian berdampak pada kesenjangan dan konflik di berbagai belahan daerah di negara ini. Namun hal tersebut seharusnya bisa diberikan solusi oleh para kader Himpunan Mahasiswa Islam yang telah usai memahami serta melaksanakan nilai dasar perjuangan organisasinya yang menurut penulis merupakan ideologi yang mampu diterima dan menjadi panutan ideologi dunia.

Kenapa demikian? Dikarenakan nilai dasar perjuangan himpunan mahasiswa islam merupakan hasil daripada renungan mendalam dari seorang bernama Nurcholis Majid yang akrab disapa cak nur. Beliau merupakan pembaharu pemikiran umat islam yang pada eranya dan alhasil karya beliau tetap relevan untuk organisasi dan untuk Bangsa Indonesia sampai saat ini.

Sebelum kemudian kita melangkah pada perdebatan panjang yang tidak pernah berujung dalam konteks ideologi maka seyogyanya kita sedikit menyimak 7 bab nilai dasar perjuangan yang telah disampaikan penulis sebagai alas merangkai ideologi dunia.

Tentang dasar-dasar kepercayaan bab I. Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang sama juga harus merupakan kebenaran subyektif yang dapat dipertanggungjawabkan dalam konteks berjalanya peradaban.

Pengertian dasar tentang kemanusiaan bab II. bahwa manusia adalah puncak ciptaan, merupakan mahluk yang tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi. Sesuatu yang membuat manusia yang menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja yaitu Fitrah. 

Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief) (30:30). "Dlamier" atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa
(51:56, 3:156). Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakannya dari mahluk-mahluk yang lain. Dengan memenuhi hati nurani, seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati.

Tentang kemerdekaan manusia (ihktiar) dan keharusan universal (takdir) bab III. Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan. Kemerdekaan dalam arti kerja sukarela tanpa paksaan yang didorong oleh kemauan yang murni, kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani. Keikhlasan merupakan pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dari perkembangan tak terkekang daripada kemauan baiknya. Keikhlasan adalah gambaran terpenting daripada kehidupan manusia sejati.

Kehidupan sekarang di dunia dan abadi (external) berupa kehidupan kelak sesudah mati di akherat. Dalam aspek pertama manusia melakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk yang harus dipikul secara individual, dan komunal sekaligus (8:25). Sedangkan dalam aspek kedua manusia tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima akibat baik dan buruk dari amalnya dahulu di dunia secara individual. Di akherat tidak terdapat Pertanggungjawaban bersama, tapi hanya ada Pertanggungjawaban perseorangan yang mutlak (2:48, 31:33).

Manusia dilahirkan sebagai individu, hidup ditengah alam dan masyarakat sesamanya, kemudian menjadi individu kembali. Jadi individualitas adalah pernyataan asasi yang pertama dan terakhir, dari pada kemanusiaan, serta letak kebenarannya daripada nilai kemanusiaan itu sendiri. Karena individu adalah penanggung jawab terakhir dan mutlak daripada awal perbuatannya, maka kemerdekaan pribadi, adalah haknya yang pertama dan asasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun