Mohon tunggu...
Sosbud

Ciptakan Kamtibmas Jombang dengan Bersilaturahmi

1 Januari 2018   09:39 Diperbarui: 1 Januari 2018   16:36 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polisi dan masyarakat bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling melengkapi. Polisi mengayomi dan melindungi. Masyarakat mendukung dan bekerjasama. Mereka saling bersinergi. Tujuannya satu. Menciptakan lingkungan yang aman, tentram, dan tertib.

Polisi hadir di tengah-tengah masyarakat, tidak hanya saat terjadi kejahatan atau keonaran. Saya menekankan kepada seluruh personel, agar Polisi sesering mungkin menyapa masyarakat. Karena kehadirannya memberikan rasa aman, meski tidak sedang mengamankan. Kehadirannya menumbuhkan ketertiban, meski tidak sedang menertibkan. Dan, kehadirannya menumbuhkan rasa memiliki terhadap Polisi.

Senyum dan sambutan hangat masyarakat di mana pun dan sesingkat apa pun, menjadi pelecut semangat yang luar biasa bagi Polisi. Begitu pun dengan yang dirasakan masyarakat ketika polisi hadir. Perasaan yang menyatu itulah, menjadikan komunikasi dua arah tanpa sekat, menciptakan keterbukaan, menyingkirkan rasa canggung dan risih.

Dengan silaturahmi, tumbuh rasa saling memiliki. Rasa memiliki tanggungjawab untuk bersama-sama menciptakan keamanan bagi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Rasa memiliki itu menumbuhkan kesadaran untuk mencegah diri pribadi masing-masing dan lingkungannya dari perbuatan yang mengusik rasa aman dan merugikan orang lain. Juga, kesadaran untuk mendorong terciptanya keamanan terutama dari lingkungan yang paling dekat.

Output dari silaturahmi itu sangat besar. Masyarakat mampu menciptakan keamanan. Dan Polisi menjadi mitra masyarakat dalam menjaga agar keamanan itu terus berlangsung. Di sanalah perpolisian masyarakat itu terbentuk dengan sendirinya.

Ketika kejahatan dan keonaran menjadi musuh bersama masyarakat, tidak ada pilihan selain menciptakan keamanan. Saat kejahatan dan keonaran muncul, pilihannya hanya mencegah dan menghentikannya. Tentunya dilakukan oleh masyarakat bersama-sama dengan Polisi. Situasi itu tidak mungkin tercipta tanpa ada komunikasi yang baik antara keduanya.

Di Jombang, jumlah personel polisi tidak seimbang dengan populasi penduduk. Kabupaten berjuluk kota seribu pesantren itu, didiami 1.241.911 jiwa. Sedangkan jumlah polisi 1.071 personel. Jika dirata-rata, satu polisi menjaga 1.440 orang. Padahal idealnya, satu polisi menjaga 350 orang. Jauh dari kata ideal.

Dengan kondisi tersebut, agar tetap bisa menjalankan tugas Polisi, salah satu solusinya adalah dengan mengamalkan dan menjalankan ajaran para Kyai dan Ulama. Yaitu menjalin silaturahmi. Tidak harus menunggu undangan, tidak harus menunggu ada kejadian, tidak harus menunggu ada hajatan. Setiap saat, setiap waktu, pagi, siang, maupun sore, di mana pun, silaturahmi bisa dilakukan.

Karena itulah, Saya sangat optimistis Kamtibmas di Jombang bisa tercipta. Apalagi seluruh lapisan masyarakat mendukung tugas Polisi. Para Kyai dan Ulama, ormas, Banser, NU, Muhammadiyah, dan masih banyak komponen lain yang mendukung tugas polisi.

Mohon doa restu dan dukungan dari seluruh warga Jombang. Mari bersama-sama menjadikan Jombang sebagai kota yang tertib dan aman. Mulai dari diri sendiri, manfaatnya untuk diri sendiri dan semua orang.

Wonosalam, 4 Juli 2017
AKBP Agung Marlianto
Kapolres Jombang
www.amb98.com

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun