Mohon tunggu...
Amar Maruf
Amar Maruf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calon guru

Seorang mahasiswa yang sedang bergelut dengan pikirannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan di Kala Pandemi, Tantangan atau Peluang?

27 November 2021   12:25 Diperbarui: 27 November 2021   12:55 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Seperti yang maklum kita ketahui, pandemi covid 19 sangat berdampak dan mempengaruhi setiap sendi-sendi kehidupan manusia seperti ekonomi, transportasi, interaksi sosial dan pula sektor pendidikan tak luput darinya. Sebelum adanya pandemi, kita biasanya melangsungkan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan penuh dengan siswa dan siswi. akan tetapi, untuk menekan jumlah penyebaran virus corona ini, pemerintah terpaksa menginstruksikan semua tingkat pendidikan dari yang terendah sampai pada tingkat pendidikan tinggi untuk melangsungkan proses belajar mengajarnya secara daring (dalam jaringan). Sebagian orang tua menyambut positif instruksi pemerintah tersebut, akan tetapi juga tidak sedikit yang merasa keberatan dan kesulitan dalam menjalankan pembelajaran daring tersebut, seperti yang maklum kita tahu, tidak semua orang tua juga bekerja dari rumah, sebagian dari pekerjaannya memaksa mereka untuk bekerja dari luar rumah, tentu karena satu dan lain hal. Ada pula orang tua yang kendalanya adalah, mereka tidak memahami mata pelajaran dari anaknya, jadi sulit bagi mereka untuk membimbing kegiatan belajar mengajarnya. Dan tentunya masih banyak kendala-kendala lainya yang banyak menjadi hambatan seperti susah sinyal, gadget yang tidak memadai, paket internet dan lain-lainnya.

Tetapi dilain hal, dengan adanya pandemi ini bisa kita jadikan sebagai momentum untuk memberikan suatu gebrakan bagi cara pendidikan kita, terlebih dalam hal kedisiplinan dan juga kesadaran kolektif. Alasan pemerintah yang menginstruksikan pembelajaran daring menjadi kurang relevan karena kita tidak bisa menjamin apakah para murid selalu di rumah saja dan taat protokol kesehatan, tidak ada yang bisa menjamin semua itu. Justru di saat seperti inilah kita bisa menerapkan model kedisiplinan seperti halnya para pelajar di Jepang. Seperti yang maklum kita tahu, vaksin terbaik bagi kita adalah dengan menjaga protokol kesehatan, akan tetapi bagaimana kita bisa menanamkan akan kesadaran dan pentingnya menjaga protokol kesehatan itu yang belum benar-benar tuntas dari problem kita saat ini, kita hanya sibuk koar-koar melalui media massa yang mana hanya memberikan efek rasa takut semata bukan kesadaran pribadi, dan itu di sisi lain kurang baik, karena rasa takut berlebihan tersebut dapat menurunkan daya imunitas tubuh kita.

Seharusnya kita tetap membuka sekolah dan pembelajaran tatap muka, dengan catatan kita harus menjaga protokol kesehatan mulai dari jaga jarak, memakai masker, dan cuci tangan dengan ketat. Dan pula kapasitas kelas hanya sampai 50%, dengan terus menerus menerapkan hal tersebut, kita juga memberikan pembelajaran kepada para siswa siswi untuk saling menjaga satu sama lain dan juga menumbuhkan kesadaran diri. Dan para guru juga tidak akan kesulitan lagi dalam menjalankan beban tugasnya sebagai guru terhadap murid-muridnya, karena para guru bisa mengontrol, mengobservasi dan membimbing secara langsung peserta didiknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun