Mohon tunggu...
Amany Balqis El Annisa
Amany Balqis El Annisa Mohon Tunggu... Makeup Artist - Mahasiswa

akun ini saya gunakan untuk menunaikan tugas mata kuliah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yuk Selesaikan Masalah Kita!

5 Oktober 2020   20:09 Diperbarui: 5 Oktober 2020   20:14 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tentunya masalah sudah menjadi makanan sehari-hari bagi kita yang menjalani kehidupan. Setiap hari ada saja setidaknya sebuah masalah yang nantinya mempengaruhi mood dan pikiran kita. Masalah datang tanpa memandang usia bagi penerimanya. Dapat kita gambarkan seperti halnya saat kita masih berada dibangku sekolah kelas 5 SD. 

Untuk bisa naik kelas tentunya kita mendapatkan sebuah masalah yaitu kita harus menghadapi ujian kenaikan kelas yang tentunya terdapat banyak soal yang harus kita kerjakan dengan baik sehingga kelak kita akan naik ke kelas 6. Setelah kita naik ke kelas 6, masalah kita kembali datang dengan tantangan yang lebih besar yaitu ujian nasional yang dapat membuat kita lulus dan naik ke jenjang berikutnya yaitu SMP. 

Belum lagi masalah yang datang ketika kita sudah bekerja di suatu perusahaan, masalah terberat yang dialami seorang karyawan adalah PHK yang membuat penerimanya kehilangan pekerjaan. Masalah pun terus berdatangan hingga kita tua. 

Kebanyakan orang tua mengalami masalah di kolesterol, gula darah dan lain-lain sehingga membuat kita tidak bisa sembarangan dalam memilih makanan yang hendak kita santap. Masalah memang akan selalu membuat deg-degan bagi siapa saja yang menghadapinya tetapi cara dan kesanggupan  kita dalam mengatasi, membuka pemikiran dan mencari solusi adalah tujuan utama akan adanya masalah tersebut.

Sekarang kita ulik dulu definisi masalah, kalau menurut Wikipedia masalah adalah adanya perbedaan antara apa yang terjadi (aktual) dengan apa yang diharapkan dari individu atau hal lainnya. Menurut buku Practical Problem Solving yang saya baca, masalah juga dapat dikategorikan sebagai Happy Problem dan Bad Problem. 

Perbedaan keduanya dapat kita ketahui dari contoh berikut: ada seorang anak yang dijanjikan akan dibelikan sepeda ketika ia berada di peringkat 3 besar. Namun, ketika rapot dibagikan sang anak mendapatkan ranking 5 dalam artian ia tidak mendapatkan sepeda. Sebagai gantinya sang ayah memberikan sebuah buku cerita yang dapat dibaca oleh anak tersebut. 

Dalam contoh ini sang anak mendapatkan happy problem yaitu kegagalannya untuk mendapatkan sepeda tetapi ia digantikan dengan hadiah lain. Beda halnya ketika anak tersebut mendapatkan ranking terakhir dikelasnya, tentu ia akan dimarahi oleh orang tuanya dan akhirnya ia mendapatkan bad problem berbentuk dilarang menonton televise ataupun bermain bersama temannya.

Sebenarnya masalah juga memiliki dua sisi, yaitu sisi merugikan dan sisi menyenangkan. Sisi merugikan yang didapatkan dari masalah adalah antara lain seperti masalah tersebut membuat kita sedih, bahkan marah dan menyalahkan keadaan. Namun pada sisi menyenangkannya masalah membuat hidup kita semakin beragam dan tidak membosankan, dan tentunya kita semakin cerdas dalam mengambil langkah untuk menyelesaikan suatu masalah. Karena semakin tinggi dan besar masalah yang kita hadapi semakin besar pula kesempatan kita untuk naik level.

Pada buku Problem Solver dijelaskan akan adanya formula KIPP yaitu sebuah rangkaian tahapan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Yang pertama adalah kenali, apa yang sesungguhnya kita hadapi dan seisa mungkin kita rumuskan dengan baik. Yang kedua adalah informasi, tugas kita pada fase ini adalah sebanyak mungkin mengumpulkan data untuk menganalisis penyelesaiannya, dapat tersebut bisa kita dapatkan melalui diri kita sendiri atau dari orang lain dan sekitar kita. 

Yang ketiga yaitu pilih, maksudnya adalah berdasarkan analisis data yang kita dapatkan bisa kita bentuk beberapa solusi yang dapat kita pilih. Pada fase ini kita harus cerdas dalam memilah langkah yang akan kita gunakan. 

Yang keempat yaitu praktikkan, fase ini dapat terlaksana ketika kita telah mengambil keputusan atas solusi yang kita buat serta telah mengetahui segala resiko dari solusi yang kita pilih. Kelima yaitu perbaiki, solusi yang telah kita gunakan dapat kita perbaiki ketika kita hendak menggunakannya kembali di masalah yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun