Mohon tunggu...
Aman A. Nugraha
Aman A. Nugraha Mohon Tunggu... Peneliti Akselerasi Indonesia -

Seseorang yang menikmati dunia baca dan tulis, terkadang menyukai dan melahap wacana kontemporer yang aneh-aneh. baginya, semuanya menjadi candu yang membekas rindu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Milad HMI ke-69, Mengabdi untuk Negeri

5 Februari 2016   13:28 Diperbarui: 5 Februari 2016   13:34 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2016 menjadi babak baru bagi organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tepatnya, telah terjadi momentum besar yaitu Kongres ke-29 di Pekanbaru dan ritual sakral pelantikan Pengurus Besar periode 2016-2018 di Ciputat, yang di nahkodai oleh Kanda Mulyadi (Ketua PB HMI) dan Yunda Farihatin (Ketua Kohati PB HMI). Kerasnya dinamika internal HMI, membuat banyak oknum berulah tidak baik dalam kelancaran acaranya. Sehingga, keadaan ricuh menodai kedua momentum sakral tersebut. Seharusnya momentum sakral itu sebagai wujud dari karakteristik HMI dalam berpendapat, bermusyawarah dan berjuang.

Tidak bisa di pungkiri, kita sebagai kader yang menjadi tulang punggung organisasi masih terbilang belum maksimal dalam memperjuangkan estafeta perjuangan para pendahulu sebelumnya. Oleh karena itu, menjungjung tinggi amar ma’ruf nahi munkar, memupuk solidarity trust, meningkatkan potensi dan hasil karya, menyuarakan Hak dan melakukan kewajiban sebagai kader menjadi jawaban atas problematika yang telah terjadi.

Selain dari kedua momentum besar diatas, selaku kader patut bersyukur atas menyambut kelahiran HMI. Tepat pada tanggal 05 februari 2016, umur organisasi ini bertambah tua menjadi umur ke-69. Apabila di ibaratkan dengan umur manusia, semakin tua semakin tidak produktif, namun lain hal dengan organisasi, semakin tua harus dijadikan refleksi bagi diri kader untuk menjadi lebih produktif terhadap keberlangsungan eksistensi organisasi. Kematian organisasi menjadi tanda gagalnya kader mempertahankan budaya produktifitasnya pada organisasi.  

Semangat generasi baru akan sangat menentukan nasib organisasi kedepan, dan hal itu akan menentukan nasib Negeri ini. Kader HMI harus menjaga produktifitas dengan menjaga konsistensi perkaderan dan meningkatkan spirit dalam berkarya. Kenapa keduanya menjadi penting dalam mempertahankan nasib dan eksistensi organisasi? Karena, perkaderan merupakan lumbung dari semangat berkarya dalam meneruskan estafeta organisasi, dan berkarya menjadi kesatuan utuh sebagai kader dalam mensyukuri potensi ketuhanan yang telah diberikan sang pencipta kepada mahluk ciptaan yang bernama manusia.

Aksi heroik kader HMI terhadap Negeri ini telah lama berkiprah, dimulai sejak berdirinya pada tanggal 05 februari 1947 M, bertepatan 14 Rabiul Awwal 1366 H sampai saat ini. Sosok Lafran Pane menjadi tokoh utama yang didengungkan menginisiasi berdirinya organisasi yang berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader dan berperan sebagai organisasi perjuangan. Beliau menjadi role model yang tak tergantikan dalam mewujudkan tujuan HMI.

Sosok beliau menjadi layak diberikan penghargaan sebagai pahlawan Nasional yang telah memberikan kontribusi nyata melalui organisasi yang di inisianya. Dengan banyaknya melahirkan sosok kader yang berkiprah dan memiliki keahlian khusus di bidang sosial, hukum, pendidikan, politik, ekonomi, agama, budaya dll. Tentunya, dengan kiprah para kader-kadernya tersebut, dari mulai sabang sampai merauke menciptakan sejarah baru dengan selalu mengabdikan dirinya terhadap negeri ini. Kontribusi itulah yang layak menempatkan sosok Lafran Pane sebagai pahlawan yang memiliki kemampuan mengorganisir, menciptakan sejarah dan banyak melahirkan kaum intelegensia dari rahim organisasi yang di inisiasinya.

Pengabdian bagi HMI menjadi syarat utama perwujudan kerja kamanusiaan (amal shaleh) dalam ajaran Islam. Selain itu, pengabdian adalah perbuatan yang benar dan sangat positif. Tentunya, sang Khalik mencintai orang yang berbuat demikian. Dalam Q.S Al-Ankabut ayat 69, Allah Swt berfirman: “Dan mereka yang berjuang dijalan-Ku (Kebenaran), maka pasti Aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan), sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat (Progresif)”.

Ajaran Islam merupakan dasar motivasi bagi HMI, karena Islam sebagai ajaran fitrah, yang kehadirannya diperuntukkan mengatur pola hidup manusia agar sesuai fitrah kemanusiaannya, yakni sebagai khalifah di muka bumi ini yang memancar dari hati nurani yang suci (hanief). Motivasi itulah yang harus terinternalisasi dalam diri setiap kader. Dengannya, gerak langkah perjuangan dan pengabdiannya sebagai pemimpin akan menghasilkan ibadah, karena berlandaskan keimanan yang benar. Untuk menciptakan kehidupan yang demikian, harus dimulai dengan niat yang benar dan bersandar kepada yang Maha Benar (Allah Swt).

Dengan memegang teguh pada motivasi tersebut, akan sangat mendorong setiap kader dalam mencapai tujuan HMI yang telah dirumuskan dalam pasal 4, AD ART HMI yaitu: “Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat Adil Makmur yang diridhoi Allah Subhanahu Wata’ala”. Berdasarkan rumusan diatas, HMI sebagai organisasi terbesar memiliki tanggung jawab yang besar pula dalam mewujudkan tujuan organisasinya. Untuk mencapai semuanya, setiap kader harus menjadikan dirinya berkualitas, sebelum dirinya terjun untuk mengabdi kepada Negerinya sendiri.

Untuk melahirkan generasi yang berkualitas, maka perlu terlahir dari rahim organisasi yang berkualitas pula. Maka, kader HMI harus menjadi garda terdepan perubahan dalam melakukan pengabdiannya terhadap Negerinya sendiri. Pengabdian berarti bekerja ikhlas tanpa pamrih, pengabdian tidak melahirkan ketakutaan dan kesengsaraan, karena pengabdian bukanlah perbudakan. Pengabdian akan melahirkan kondisi Negeri menjadi lebih baik dan seisinya menjadi lebih bahagia. Tidak ada yang terdengar lebih merdu dibandingkan dengan pengorbanan seorang pengabdi bagi Negerinya sendiri untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu Wata’ala. Yakin Usaha Sampai.


*Penulis adalah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kabupaten Bandung dan Peneliti di Lembaga Riset dan Kajian Strategis Akselerasi Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun