Â
Kolaborasi PMI KLU (kabupaten L0mbok Utara) dengan mahasiswa KKN UM dalam pelatihan SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) di Desa Pendua untuk Mewujudkan Desa Tanggap Bencana
LOMBOK UTARA: Desa pendua secara administratif berada di kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Menurut letak geografis berada di titik koordinat 07053'30'' LS 110027'32'' BT dengan ketinggian 325-350 mdpl dengan suhu antara 240 -- 270C. Seperti halnya wilayah pulau sumatra, jawa dan bali desa pendua yg berada di provinsi nusa tenggara barat berada di pulau lombok masuk daerah ring of fire ( cincin api ) atau pertemuan dua lempeng aktif yaitu, Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Pertemuan dua lempeng aktif tersebut terjadi pertumbukan lempeng yg dikenal sebagai proses konvergen hasil dari peristiwa konvergen sedangkan titik pertumbukan itu disebut subduksi yang mengakibatkan munculnya tekanan lava keluar keatas kerak bumi dan mengakibatkan terbentuknya gunung berapi seperti gunung rinjani di pulau lombok.
Zona subduksi lempeng Indo-australia dan Eurasia membentang sepanjang pantai selatan wilayah indonesia mulai dari wilayah palning barat indonesia pulau sumatra memanjang kearah timur sampai kearah ujung timur gugusan kep. Nusa tenggara akibat dari letak geografis tersebut maka tidak dipungkiri pulau lombok termasuk wilayah rawan bencana alam terutama potensi terjadinya gempa bumi.
Kelompok mahasiswa KKN UM bersama PMI Kabupaten lombok utara serta warga menyadari bahwa letak desa pendua, kecamatan kayangan, kabupaten lombok utara berpotensi terjadi hazard bencana alam. Salah satu potensi terjadinya bencana alam yang mendasari terbentuknya program kerja. Berdasarkan hasil pengamatan warga desa pendua membutuhkan sebuah pelatihan tanggap bencana agar kedepannya masyarakat biasa lebih siap, tangguh dalam menghadapi bencana dan desa pendua menjadi desa tangguh bencana adapun pelatihan yang akan dilakukan dengan tema "SIBAT" ( Siaga Bencana Berbasis Masyarakat ). Dalam pelatihan SIBAT kali ini masyarakat diajak menjadi pemuda yang tangguh bencana. Kedepannya pemuda desa diharapkan menjadi sebuah pioner terdepan yang siap dalam membatu warga saat terjadi bencana. Adapun beberapa materi yang akan disampaikan dalam pelatihan SIBAT adalah Pembuatan/Peningkatan kapasitas Forum PRB ( Pengurangan Resiko Bencana ), VCA ( Vulnerability and Capacity Assessment ), PRA ( Participatory Rural Appraisal ), HVCA ( Hazard Vulnerability and Capacity Assessment ), Pemetaan BKRK ( Bahaya Kerentanan Resiko Kapasitas ), CBFA ( Community Based First Aid ), Sistem Evakuasi, UPR Kesehatan, Pemadam kebakaran dan ditutup dengan simulasi. Acara SIBAT berlangsung tanggal 11 -- 19 November 2019.
Pembuatan peta partisipatif sehingga menghasilkan sebuah informasi spasial yang bisa di gunakan oleh masyarakat desa pendua ketika terjadi suatu bencana. pembuatan peta partisipatif ditetapkan secara permanent dan aman. Adapun peta jalur evakuasi dan titik kumpul berguna bagi pihak berwenang semisal terjadi bencana alam maka pihak berwenang seperti pemerintah, BPBD, PMI serta relawan instansi terkait bisa mengkoordinir dengan cepat, mudah menuju lokasi serta dapat tertangani dengan baik sehingga tidak menimbulkan kesalahan. Pembuatan peta partisipatif juga senada dengan tema kkn kali ini yaitu kkn tematik tanggap bencana. Dalam proses pembuatan peta partisipatif sendiri, Mahasiswa KKN UM berkolaborasi dengan PMI KLU ( Kabupaten Lombok Utara ). Berbekal informasi yang didapat dilapangan serta pengolahan data maka teman-teman kkn um bersama dengan warga beserta instansi terkait mencoba mendiskusikan tentang pembuatan peta partisipatif. Pemetaan Partisipatif adalah satu metode pemetaan yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku pemetaan wilayahnya.