Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Film

"Five Feet Apart", Review

17 Maret 2019   07:31 Diperbarui: 17 Maret 2019   07:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film bergenre drama romantis dengan ruang yang cukup sempit untuk sebuah film drama. Aku sempat berpikir akan jenuh nontonnya dan tidak berharap banyak dari film ini. Tapi ternyata, aku salah. Walau di awal terasa flat plotnya, namun nuansa dan energi film ini membuat sayang ditinggalkan setiap scenenya. 

Five Feet Apart bukan film romantis yang picisan. Film ini memberikan nuansa lain dari kata romantis. Menceritakan dua orang penderita penyakit genetik yang disebabkan bakteri yang menyerang paru-paru mereka, cystic fibrosis, Stella dan Will. Bukan nuansa sedih dan rapuh yang biasa di perlihatkan seorang penderita suatu penyakit, tapi kondisi yang optimis dan selalu memberi support ke orang lain. 

CBS Films
CBS Films
Stella menjadi langganan rumah sakit dengan cystic fibrosisnya. Rumah sakit sudah seperti rumahnya sendiri. Stella menghadapi penyakitnya dengan optimis dan membagikan optimisnya ke setiap orang, walau pun beberapa kejadian diluar sana memukulnya, Stella tetap tegar. 

Sementara Will pasien baru di rumah sakit itu, pengidap cystic fibrosis baru yang terlihat muram dan terpukul dengan penyakitnya. Stella yang memang tertib melakukan rangkaian perawatan, membantu Will untuk mau melakukan semua prosedur perawatan sambil menunggu donor paru-paru yang cocok buat mereka. 

Semangat dan harapan Stella menular ke Poe dan Will. Sayangnya, mereka tidak boleh saling mendekat. Mereka boleh berdekatan dengan jarak terdekat 1,8 m, untuk menghindari saling terinfeksi bakteri yang berkembang di tubuh mereka.

hollywood reporter doc
hollywood reporter doc
Menurut aku, klimaks di film ini ada dua. Klimaks pertama membuat sedih sekaligus haru, tapi dengan cepat rytme film membuat penonton melupakan sedih yang ditinggalkan, kembali ke optimis seorang Stella, yang kedua cukup membuat tegang dan deg-degan. Penonton pun ikutan cemas dengan kondisi Stella, sekaligus Will yang mengambil resiko demi keselamatan Stella.

Sebuah drama percintaan yang tidak biasa. Mencintai dengan cara berbeda, sanggupkan cinta itu bertahan? Atau musnah bersama jasad yang tak lagi mampu menahan sakit?


Directed byJustin BaldoniProduced by

Screenplay by

Starring

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun