Mohon tunggu...
Amanda Dwi Putri Daysi
Amanda Dwi Putri Daysi Mohon Tunggu... Lainnya - amandadwipd

Hallo semuanya, selamat datang..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perkembangan Ilmu Sosial

25 Mei 2022   13:45 Diperbarui: 25 Mei 2022   13:52 12174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian Ilmu Sosial
Ilmu Sosial adalah kajian bidang ilmu yang mengupas hubungan manusia dan lingkungannya, serta masyarakat dan interaksi didalamnya. Manusia berperan besar dalam perkembangan ilmu sosial sehingga perlu pemahaman tentang keterkaitan antara manusia dengan ilmu sosial agaar dapat mencapai taraf kehidupan yang lebih baik.
Tujuan dari ilmu sosial adalah untuk menjelaskan fenomena yang ada dalam masyarakat, baik itu kerja sama maupun konflik. Penulis melakukan pendekatan struktural dalam melihat dan mengategorikan berbagai disiplin ilmu untuk dimasukan kedalam ilmu sosial.
Pengertian Ilmu Sosial dijelaskan oleh Liang Gie (1999:85-86) Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk merujuk pada segenap pengetahuan ilmiah yang mengacu pada ilmu umum ( Sience in General). Ilmu telah berjasa dalam membentuk dunia yang kita huni sekarang dan sekaligus menentukan cara pandang kita tentang dunia ini.
Soerjono Soekanto (1993:464) mengemukakan bahwa istilah sosial berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses-proses sosial. Dengan demikian dapat disimpilkan bahwa Ilmu sosial merupakan pengetahuan mengenai proses-proses sosial yang ada dalam masyarakat.
Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut  Gross, Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat & pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.

B. Ruang Lingkup Ilmu Sosial
Ilmu sosial diajarkan di perguruan tinggi maupun di sekolah dasar dan sekolah menengah. Pada perguruan tinggi ilmu sosial dikenal dengan Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan pada jenjang sekolah dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Di perguruan tinggi, ruang lingkup ilmu sosial berfokus pada 2 masalah utama yaitu:
1. Adanya berbagai aspek yang merupakan satu masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri/ menurut keahlian yang berbeda-beda, maupun sebagai gabungan pendekatan gabungan antar bidang.
2. Adanya keragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat, yang
maisng-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola tingkah laku sendiri, tetapi juga amat banyak kesamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran da tingkah laku yang menyebabkan pertentangan maupun hubungan setia kawan dan kerjasama dalam masyarakat kita.
 
Dari 2 masalah utama tersebut, bisa kita kerucutkan kembali menjadi beberapa sub-bab atau sub-pokok sebagai berikut:
1. Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dan hubungannnya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2. Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3. Mempelajari masalah-masalah kependudukan dan sosialisasi serta menyadari identitasnya sebagai mahasiswa.
4. Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara.
5. Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan pedesaan.
6. Mempelajari hubungan antara pelapisn sosial dan persamaan derajat
7. Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi masyarakat
8. Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan pengurangan kemiskinan.
 
Menurut Tasrif, ruang lingkup pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar dan menengah meliputi beberapa aspek sebagai berikut:
1. Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik.
2. Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.
3. Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional dan global.
4. Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.
Berdasarkan Permendiknas 2006 tentang Standar Isi, menjelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi:
1. Manusia, tempat, dan lingkungan.
2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
3. Sistem sosial dan budaya.
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
 
C. Tipe-Tipe Ilmu Sosial
Dalam perkembangan ilmu sosial terdapat empat tipe ilmu sosial yang diperkenalkan oleh Burawoy dan didefinisikan sebagai perluasan dari konsep empat tipe sosiologi. mengingat sosiologi hanyalah ilmu sosial yang mempelajari (menjelaskan dan memahami)  persoalan kemasyarakatan, maka perluasan konsep ini memiliki peran yang penting. masing-masing dari keempat ilmu sosial ini adalah:
(1) ilmu sosial profesional, menyimpang dari pengetahuan instrumental dalam pencarian mereka untuk kebenaran ilmiah. Mereka menguasai teori dan metode ilmu sosial sebagai lensa dan alat untuk menjelaskan masalah sosial yang mereka pelajari. Penelitian mereka dipublikasikan dalam jurnal ilmiah setelah sebelumnya dievaluasi oleh komunitas sarjana. Semakin berpengaruh jurnal, semakin tinggi reputasi ilmuwan sosial. Oleh karena itu, publikasi dalam jurnal ilmiah merupakan dasar legitimasi dan tanggung jawab akademik setiap ilmu sosial profesional.
(2) Ilmu sosial kebijakan juga menguasai teori dan metodologi sosial. Namun, dasar legitimasi dan akuntabilitas temuan penelitian ditentukan oleh pengusaha, baik pemerintah maupun swasta. Otonomi para ilmuwan sosial ini sering terancam karena keterlibatan yang mendalam dari pengusaha dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian.
(3) Ilmu sosial publik memiliki pengetahuan sosial reflektif, pengetahuan yang kualitasnya bervariasi dari pakar ke pakar. Pengetahuan mereka dapat mencakup penguasaan teori dan metode, dan sebaliknya, hanya pengetahuan yang didasarkan pada akal sehat atau common sense. Ilmuwan sosial semacam itu dapat mengungkapkan pendapatnya melalui surat kabar harian, surat kabar mingguan, atau buku, dan publikasi ini dapat dicerna oleh orang-orang non-akademik. Mereka juga dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk mengorganisir gerakan sosial atau pemberdayaan ekonomi. Dasar legitimasi dan akuntabilitas ilmuwan sosial ditentukan oleh publik atau masyarakat.
(4) Terakhir namun tidak kalah pentingnya adalah para ilmu sosial yang kritis. Tugas utama mereka adalah mempertanyakan asumsi, landasan teoretis, dan metode yang dikembangkan oleh ilmuwan sosial profesional.
Oleh karena itu, perkembangan ilmu-ilmu sosial yang dinamis selalu menuntut kehadiran ilmu sosial yang kritis. Karena dengan cara ini, teori dan metode dapat diperbarui dan ditolak. Idealnya, perkembangan ilmu-ilmu sosial suatu negara yang sehat adalah keseimbangan dinamis di antara keempat ilmu sosial tersebut. Dalam keseimbangan ini, ilmu-ilmu sosial profesional memegang peranan penting sebagai tulang punggung bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial jenis lainnya. Taiwan adalah contoh ideal negara dengan perkembangan ilmu sosial yang sehat. Di bawah naungan asosiasi ilmu sosial lokal, para ilmuwan sosial profesional melakukan serangkaian penelitian, yang hasilnya tidak hanya dipublikasikan di jurnal internasional, tetapi juga digunakan oleh pemerintah untuk menjalin kerja sama perdagangan dengan China dan bekerja dengan LSM lokal dalam program untuk mempromosikan demokrasi.

D. Perkembangan Ilmu Sosial dalam Sejarah
Dalam perkembangan sejarah, Ilmu Sosial tumbuh dari filsafat moral. Ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi, psikologi, geografi sosial, sejarah, bahkan politik. Pada  awalnya istilah ilmu sosial tidak diterima di kalangan akademis, terutama di Inggris. Ilmu sosial hanya sering dipakai untuk mendefinisikan sosiologi atau teori sosial sintetis.
Menurut Auguste Comte dalam Science Sosial, dari Charles Fourier (1808), menyatakan bahwa metode ilmu sosial yang disebut dengan fisika sosial sama sekali tidak berbeda dengan ilmu-ilmu alam. Penggunaan metode ilmu sosial yang digagas oleh Auguste Comte mengambarkan metodologis tentang ilmu-ilmu sosial. Emile Durkheim (1895) serta Vilfredo Pareto (1916) mempelopori sebuah tradisi seperti ini.  Durkheim mempelajari mengenai fakta-fakta sosial sedangkan Pareto menstimulasi pemikiran metaforis dan teori-teori spesifik.
Selanjutnya, menurut Wallerstein, dalam sejarah ilmu sosial setelah yunani dan romawi kuno terdapat proses institusionalisasi pada abad ke-19, di lima lokasi utama aktivitas ilmu sosial, yakni Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Amerika Serikat. Sampai hari ini, sebagian karya-karya besar dari abad ke-19 masih ada. Disiplin Ilmu sosial pertama yang mencapai eksistensi institusional otonom adalah Ilmu sejarah, walaupun banyak sejarawan secara antusias menolak label Ilmu sosial. Ilmu sejarah memang suatu praktik yang sudah berlangsung lama, dan terminologi sejarah juga sangatlah kuno. Dilanjut Ilmu Ekonomi, bersamaan dengan itu pada abad ke 19 juga berkembang muncul disiplin ilmu sosiologi. Fase selanjutnya berkembang ilmu politik.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai ilmu sosial menurut beberapa tokoh, kenyataannya ilmu sosial mengarah pada pemahaman yang sama bahwa ilmu sosial mempelajari perilaku dan aktivitas sosial dalam kehidupan di masyarakat.

E. Perkembangan Ilmu Sosial di Indonesia
Perkembangan ilmu sosial di Indonesia dapat terbilang cepat dan selalu mengalami perkembangan pemikiran dan pandangan-pandangan baru perihal permasalahan-permasalahan sosial yang ada. Menurut Mestika Zed, untuk merunut dan memudahkan pemahaman mengenai perkembangan ilmu sosial, maka perkembangan ilmu sosial dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase embrionik sejak zaman kolonial, fase developmentalis sejak 1950 sampai orde baru, dan fase kontemporer. Berikut ini merupakan tiga fase perkembangan ilmu sosial.
A. Fase Embrionik
Fase ini sering disebut dengan istilah Indologie atau ilmu sosial kolonial. Hal tersebut dikarenakan, ilmu sosial yang berkembang pada  masa tersebut lebih condong untuk kepentingan penjajah terutama untuk membantu pemerintah Hinda Belanda melaksanakan administrasi dan kebijakan pemerintahannya. Keadaan itu makin dipertegas, pada tahun 1842 pemerintah Hinda Belanda menyiapkan secara khusus untuk memperkenalkan Indologie, yakni bagian ilmu oriental yang dikembangkan untuk menyiapkan calon pegawai yang akan bertugas di Hindia Belanda.
Perkembangan indologi di Belanda memang cukup pesat, terbukti pada tahun 1864 telah berdiri di berbagai universitas jurusan ilmu sosial. Bahkan pada tahun 1891 indologi menjadi salah satu jurusan di Universitas Leiden. Pengaruh indologi memang sangat besar di Indonesia pada abad ke 20. Namun, sampai tahun 1950 masih belum signifikan perkembangannya.
Ciri umum perkembangan ilmu sosial di Indonesia pada masa kolonial yaitu sebagai ilmu sosial yang sangat dipengaruhi oleh para ilmuan Belanda, yang memiliki kepentingan kolonial dan para ilmuan tersebut belum memiliki spesifikasi dalam bidang indologi tersebut. Selain itu, ciri umum perkembangan ilmu sosial pada masa kolonial yaitu sangat erat kaitannya dengan upaya untuk memecahkan permasalahan daerah jajahan dan mempertahankan status quo.
B. Fase Developmentalis
Apabila perkembangan ilmu sosial pada masa Indologie lebih berpusat pada Eurosentris maka pada tahun 1950 sampai 1960 an menjadi titik balik perkembangan ilmu sosial di Indonesia dengan lebih berkiblat pada Amerika Serikat. Perang dingin yang terjadi pasca perang dunia II membuat negara-negara adikuasa berupaya untuk menanamkan pengaruhnya di Indonesia, salah satunya melalui ilmu sosial. Tidak mengherankan Amerika Serikat misalnya berusaha menanamkan pengaruhnya melalui ilmu sosial yang sedang berkembang di Indonesia.
Pada masa ini perkembangan ilmu sosial dikatakan sebagai ilmu sosial developmentalis, hal itu dikarenakan idiologi yang berkembang dalam ilmu-ilmu sosial pada masa tersebut yang sangat berhubungan dengan negara-negara yang baru merdeka. Developmentalis bermakna pembangunan yang berarti ilmu sosial menekankan pada penggunaanya sebagai alat bantu  untuk pemecahan masalah pembangunan ekonomi di Indonesia. Bung Hatta menjelaskan bahwa pertumbuhan ilmu sosial tidak lepas dari penemuan dan sekaligus masalah sosial yang dihasilkan ilmu-ilmu alam. Dalam kesempatan tersebut Bung Hatta juga menjelaskan bahwa ilmu sosial memiliki tugas istimewa kejurusan pembangunan Negara dan masyarakat.
C. Fase Kontemporer
Pada 1970an hingga 1980an semakin banyak ilmuan dari lulusan ilmu sosial dari berbagai dunia. Lompatan besar ilmuan sosial di Indonesia ini berpengaruh pada perkembangan ilmu sosial di Indonesia. Secara kuantitas dapat dilihat dengan munculnya berbagai perguruan tinggi yang membuka jurusan atau program studi ilmu sosial.  Pada awal 1970an setidaknya terdapat 74 fakultas ilmu sosial dan kebudayaan. Perkembangan jumlah institusi akademik ini tentu sangat berpengaruh terhadap perkembangan penelitian dan penerapan ilmu-ilmu sosial di Indonesia. Berbagai lembaga pemerintah maupun non pemerintah yang menjadi pusat pengkajian ilmu sosial mula berkembang dengan mantap pada awal 1970an seperti lembaga pendidikan, penelitian dan pengembangan ekonomi sosial sangat penting peranannya dalam perkembangan ilmu sosial di Indonesia.
 
REFERENSI:
Achwan, Rochman. (2010). Ilmu Sosial Di Indonesia: Peluang, Persoalan, Dan Tantangan. Jurnal Masyarakat dan Budaya. 12(3), 189-206.
Darsono & Widya Karmilasari. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Kompetensi Profesional Sub Unit Ilmu Pengetahuan Sosial.
Sudiono, Lue & Yulia Palupi. 2016. Ilmu Sosial Dasar. Yogyakarta: Kaliwangi Offset.
Supardan, Dadang. 2017. Pengantar Ilmu Sosial -Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta : Bumi aksara
https://historiablogaddres.blogspot.com/2017/05/sejarah-perkembangan-ilmu-sosial.html (diakses pada tanggal 24 Mei 2022 Jam 02.02)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun