Mohon tunggu...
Amalia Mumtazah
Amalia Mumtazah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Introvert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tumbler, Bukti Cinta Lingkungan di Area Kampus

5 November 2022   14:03 Diperbarui: 5 November 2022   14:07 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Permasalahan sampah masih menjadi mimpi buruk yang tak kunjung usai. Hari demi hari volume sampah di permukaan bumi khususnya di Indonesia makin meningkat. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan total sampah nasional pada tahun 2021 mencapai 68,5 juta ton. Sebanyak 17 persen atau sekitar 11,6 juta ton disumbangkan oleh sampah plastik. Sampah plastik merupakan jenis sampah anorganik yang sukar terurai dalam tanah dan membutuhkan waktu sekitar 50-80 juta tahun untuk terurai (Ariyanto, 2017). Oleh karenanya sampah plastik menyebabkan permasalahan bagi lingkungan.

Jumlah penduduk Indonesia mencapai 270 juta orang, 70% di antaranya berada di usia produktif dan sebagian besar penduduk usia produktif tersebut adalah kelompok pemuda berusia 16-30 tahun. Direktur Eksekutif Center for Youth and Population Research (CYPR) Dedek Prayudi mengungkapkan bahwa di tahun 2024 Indonesia akan alami puncak bonus demografi. Bonus demografi tersebut berpotensi memunculkan bencana bagi lingkungan karena adanya peningkatan aktivitas manusia, baik sosial, politik, maupun ekonomi. Ia melanjutkan bahwa bonus demografi ibarat pisau bermata dua, sisi pertama merupakan jendela peluang dan yang kedua adalah bencana.

Bonus demografi harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk mengatasi permasalahan sampah yang salah satu unsur di dalamnya adalah mahasiswa. Mahasiswa dapat berperan dalam mengendalikan serta menekan volume sampah khususnya di lingkungan kampus. UIN Walisongo merupakan salah satu kampus yang telah berkontribusi dalam penanganan masalah sampah dan berkomitmen untuk tergabung dalam smart and geren campus. Walisongo Eco Green Campus adalah kampus yang berkomitmen tinggi dalam membangun budaya peningkatan efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan peningkatan kualitas lingkungan dengan mendidik untuk menciptakan hidup sehat dan lingkungan belajar yang kondusif secara bekelanjutan. Faktor utama dari Smart campus adalah memberikan layanan berkualitas tinggi, melindungi lingkungan dan menghemat biaya (Alghamdi dan Shetty, 2016).

Salah satu permasalahan yang masih ada disekitar kampus adalah banyaknya sampah plastik khususnya plastik gelas sekali pakai. Sampah ini berasal dari sisa konsumsi produk minuman yang beredar di area kampus. Apabila hal ini terus di biarkan maka tentu saja tumpukan sampah tersebut akan menjadi masalah lingkungan dan mengurangi kenyamanan dalam belajar. Saat ini kampus UIN Walisongo masih memiliki keterbatasan dalam mendaur ulang sampah gelas plastik sekali pakai. Oleh karena itu hal yang dapat dilakukan sebagai mahasiswa maupun civitas kampus  adalah menekan jumlah konsumsi gelas plastik sekali pakai dan beralih menggunakan reusable bottle atau tumbler. Selain menghemat biaya plastik, menggunakan tumbler juga dapat mengurangi polutan lingkungan. Hal ini merupakan langkah cemerlang untuk menekan sampah botol pastik dengan cara mewajibkan seluruh civitas kampus untuk menggunakan tumbler di area kampus. Meskipun gerakan "Bebas Botol Plastik" baru akan dimulai di area kampus, namun diharapkan hal ini akan menjadi budaya baru sehingga akan diterapkan dimanapun kita berada.  Merubah perilaku masyarakat  adalah  hal  yang  sulit, tetapi  jika  dilakukan  secara terus menerus akan mendapat hasilnya (Riswan et al., 2015).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun