Mohon tunggu...
Amalia Fatlikhah
Amalia Fatlikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030062 UIN Sunan Kalijaga

Hobi Traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meriahnya Langit Wonosobo: Tradisi Balon Udara Spesial Idul Fitri yang Tak Tergantikan

15 April 2024   00:02 Diperbarui: 15 April 2024   00:26 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selvie bersama ketua panitia dan seksi acara/Dokumen Pribadi

Desa Bojasari, Kecamatan Kretek, Kabupaten wonosobo kembali mengadakan tradisi khas yang hanya dilakukan di Kabupaten Wonosobo saat hari raya idul fitri. Desa ini adalah salah satu desa yang mengikuti event dilaksanakannya tradisi kearifan lokal khas wonosobo dan di jadikan sebagai  tempat mengudaranya balon-balon khas buatan  masyarakat wonosobo yang tepatnya dilaksanakan di lapangan Kartika Buana Bojasari, Kecamatan Kretek, Kabupaten Wonosobo. Tradisi ini dilakukan di Lapangan Kartika Buana Bojasari pada tanggal 14-15 April saja. Apabila sudah tertinggal jadwal event di Bijasari, kita juga dapat menyaksikannya di lain jadwal tetapi tentunya juga di lain lokasi.

Asal usul tradisi ini berawal dari masyarakat tahun 90-an yang senang menerbangkan balon udara secara sembarangan dan ternyata dapat mengganggu penerbangan. Lalu Kabupaten wonosobo membuat komunitas balon udara dan membuat event-event yang masih berlangsung hingga saat ini dan event ini mulai berlangsung pada tahun 2018/2019. "Balon di terbang secara liar sudah dari tahun mungkin 90-an udah lama banget,  terus karena di nilai menganggu penerbangan terus komunitas balon wonosobo mengadakan event-event seperti ini ya sekitar tahun 2018/2019 festival ini ada. Event seperti ini diadakan untuk mewadahi pecinta-pecinta balon udara di Kabupaten Wonosobo. Tapi enggak semua daerah ada cuma daerah-daerah tertentu yang ada, cuma daerah kretek kebarat kalo daerah kretek ke timur belum tentu ada. Di kecamatan kretek ada 2 tempat di desa bojasari dan karang luhur". Ujar Ketua Panitia, Budi Rahman.

Budi Rahman menjelaskan mengenai event yang diadakan oleh komunitas balon udara ini dilakukan untuk mewadahi masyarakat pecinta balon udara di Kabupaten Wonosobo. Event ini, bukanlah event yang wajib diikuti oleh seluruh daerah di Kabupaten Wonosobo, bahkan hanya diikuti oleh beberapa daerah di Kabupaten Wonosobo, seperti daerah-daerah kretek ke barat. Di Kecamatan Kretek sendiri ada 2 Desa yang mengikuti kegiatan tradisi balon udara ini, yaitu di Desa Bojasari dan Karangluhur.

"Sebelum mengadakan event semua ketua panitia di kabupaten wonosobo itu di kumpulkan harus mempunyai izin dari dinas pariwisata, polres dan dinas-dinas terkait. Kayak kemaren semua panitia itu di kumpulkan di polres wonosobo untuk diberikan himbauan saat menerbangkan balon, balon harus di tambatkan, di atas satu sama di blengkernya itu tiga supaya tidak mengganggu penerbangan. Dan jangan sampai diwilayah yang sudah mengadakan event ini masih ada balon-balon liar. Seperti di bojasari ini di sekitar bojasari, bojasari kan ada 6 dusun misal salah satu dusun itu ada yang menerbanhhkan balon liar itu menjadi catatan buat kami kami juga bisa di kena teguran dari dinas terkait baik polres maupun dinas pariwisata. Kami juga sebelumnya menghimbau agar dusun-dusun itu untuk tidak menerbangkan balon secara liar". Ujarnya

Selvie bersama ketua panitia dan seksi acara/Dokumen Pribadi
Selvie bersama ketua panitia dan seksi acara/Dokumen Pribadi

Sebelum mengadakan event balon udara ini, seluruh desa yang mengikutinya harus mengirimkan ketua panitianya untuk melakukan briefing dan beberapa perizinan. Seperti yang dikatakan Budi Rahman, pada tahun ini sebelum event balon udara dilaksanakan, semua ketua panitia di kumpulkan di polres Wonosobo untuk diberikan himbauan-himbauan. Diantaranya yaitu peserta yang mengikuti festival ini harus menambatkan balonnya yang artinya balon harus di beri tali agar tidak terbang bebas dan berakibat mengganggu penerbangan dan wilayah yang mengikuti event balon udara ini tidak boleh sampai ada masyarakat yang masih menerbangkan balon udara secara liar, karena jika masih ada panitia akan dikenai teguran oleh dinas-dinas terkait.

"Event ini biasanya diadakan oleh pemuda desa tapi ini di adakan oleh GP Ansor PAC Kretek bersama Ansor bojasari. Ada 2 acara, yang hari ini sebagai event festival untuk mendapatkan dorprize tapi untuk besuk ada lomba". Tutur Budi Rahman. Event ini biasanya diadakan oleh pemuda desa di daerah masing-masing desa yang mengikuti event, tetapi di Desa Bojasari ini diadakan oleh GP Ansor PAC Kretek bersama GP Ansor Desa Bojasari. Event di Lapangan Kartika ini dilakukan selama 2 hari, pada hari pertama tepatnya pada tanggal 14 April event ini dilakukan sebagai festival untuk menghibur masyarakat saja dan peserta penerbangan balon udara akan mendapatkan dorprize yang telah di sediakan oleh panitia. Dan di hari kedua, pada tanggal 15 April event ini di adakan sebagai festival sekaligus sebagai perlombaan.

"Acara puncak di lokasi bojasari itu besuk, untuk yang satu kabupaten itu tanggal 21 nanti di alun-alun wonosobo. Kalo hari ini hanya festival saja nanti semua peserta balon itu mendapatkan dorprize saja kalo yang besuk itu lomba". Saksi Acara, Amir Ma'ruf menambahkan. Amir ma'ruf sebagai seksi acara juga menegaskan kembali jika acara tersebut berlangsung selama 2 hari, satu hari untuk festival saja dan hari berikutnya untuk festival sekaligus perlombaan yang merupakan acara puncak di Desa Bojasari. Dan acara puncak festival balon udara Kabupaten Wonosobo ini akan dilakukan pada tanggal 21 April di Alun-alun Wonosobo.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Ada lebih dari 10 peserta yang mengikuti festival balon udara di Desa Bojasari ini. Triyadi, salah satu peserta balon udara asal Mojotengah yang baru pertama kali mengikuti festival ini  merasa senang karena dapat menghibur warga "Kesannya merasa senang karena rame untuk menghibur warga dan untuk pembuatan balon sendiri butuh waktu 15 hari dengan ukuran 6 * 6 memakai bahan dari kertas dan di rancang sendiri" Ujar Triyadi. Triyadi juga menjelaskan mengenai pembuatan balon udara yang membutuhkan waktu 15 hari dengan ukuran 6 * 6 dan di rancang sesuai kreativitas masing-masing peserta.

Tradisi penerbangan balon udara ini ternyata banyak menarik perhatian masyarakat, tidak hanya masyarakat setempat bahkan banyak penonton yang rela jauh-jauh dari kotanya untuk dapat menyaksikan indahnya langit wonosobo dengan pemandangan balon udara yang melintas diatasnya. Event ini hanya dapat di saksaikan sampai jam 8 pagi saja."Senang untuk menghibur hati daripada main hiburan di mall harus banyak uang, disini tidak membuang uang disini rasannya bahagia habis lebaran rame2 enak, banyak orang".Ujar warga setempat, Resminah. Menurut Ibu Resminah dengan melihat balon udara dapat menghibur hati setelah melepas penatnya lebaran karena tidak membuang-buang uang daripada bermain di mall hanya menghabiskan uang. Ada juga penonton asal Temanggung yang menyebutnya cappadocia wonosobo. "Kesan saya menonton balon udara di wonosobo ini senang karena saya tidak harus jauh-jauh ke cappadocia di turkey. Kalau di wonosobo ada kenapa harus ke turkey". Ujar Sansabila

Antusias Masyarakat/Dokumen Pribadi
Antusias Masyarakat/Dokumen Pribadi

Penonton dapat mengabadikan moment keseruannya dengan pemandangan balon udara di sertai alam wonosobo yang masih asri dan tentunya sangat sejuk. Penonton juga dapat membeli kupon undian seharga Rp 5.000,00 yang sudah include dengan biaya parkir dan apabila beruntung akan mendapatkan dorprize dan juga banyak dorprize-dorprize menarik yang telah disediakan oleh panitia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun