Mohon tunggu...
Amabella Charita
Amabella Charita Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswi

Salam kenal semuanya..

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kondisi dan Karakteristik Ekosistem Terumbu Karang di Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara

25 Maret 2020   19:01 Diperbarui: 25 Maret 2020   19:18 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Peta Zonasi Kondisi Taman Nasional Wakatobi | Sumber gambar: Andi, 2012

Disusun Oleh: Amabella Charita (08181005)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alam, baik sumber daya alam tidak dapat diperbaharui (seperti minyak bumi, gas, bahan tambang, dan lainnya), maupun sumber daya alam yang dapat diperbaharui (seperti keanekaraman tumbuhan dan hewan).

Indonesia juga kaya akan ekosistem pesisirnya dengan panjang garis pantai sekitar 95.181, menurut data dari World Resources Institute. Pesisir didefinisikan sebagai wilayah pertemuan antara darat dan laut. Berdasarkan paparan dari Kusumastanto (2006), lingkungan pesisir memiliki keunikan dan keunggulan sumber daya alam (seperti mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan eustaria) serta adanya keterkaitan hubungan antara manusia dengan sumber daya wilayah pesisir. Istilah ekosistem menurut Tansley (1935) adalah sistem ekologis yang didalamnya terdapat struktur dan fungsi. Salah satu ekosistem pesisir adalah ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir dengan keanekaragaman hayati yang khas di daerah tropis. Menurut Mapstone (1990), terumbu karang adalah ekosistem yang sangat menonjol yaitu produktivitas dengan berbagai jenis biota yang tinggi.

Taman nasional adalah kawasan yang mempunyai ekosistem asli, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, penunjang budidawa, pariwisata, dan rekreasi (Kosmaryandi, 2012). Taman Nasional Laut Wakatobi merupakan salah satu taman nasional yang terletak di Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara.

Nama Wakatobi merupakan gabungan dari beberapa nama pulau, yaitu Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, dan Pulau Binongko. Luas area taman ini adalah 1,39 juta Ha (Keputusan Menteri Kehutanan No. 393/KPTS-VI/1996) dengan kondisi terumbu karang yang sangat indah.

Keanekaragaman terumbu karang ini disebabkan karena letaknya yang berada di segitiga karang dunia (World Coral Triangle Center), sehingga berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 393/KPTS-VI/1996 ditetapkan sebagai Taman Nasional.

Terdapat 25 gugusan terumbu karang dengan 112 jenis yang terletak pada sepanjang 600 km garis pantai. Beberapa diantaranya adalah Acropora formosa, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Merulina ampliata, Stylophora pistillata, dan Sinularia spp, dan lainnya.

Selain itu, terdapat beberapa spesies yang dilindungi dalam taman tersebut, seperti penyu sisik, penyu hijau, lumba-lumba, ikan napolean, dan ikan lola. Di perairan ini juga memiliki 93 jenis ikan hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti peackock grouper, spotted rabbitfish, ikan napoleon dan lain-lain.

Berdasarkan gambar 3.1 tersebut, terdapat pembagian zonasi Taman Nasional Wakatobi menjadi beberapa segmen, yaitu zona inti seluas 1.300 Ha, zona perlindungan bahari seluas 36.450 Ha, zona pariwisata seluas 6.180 Ha, zona pemanfaatan lokal seluas 804.000 Ha , zona pemanfaatan umum seluas 495.700 Ha, dan zona daratan/khusus seluas 46.370 Ha. Taman Nasional Wakatobi didominasi oleh zona pemanfaatan lokal, yang terdiri dari daerah pemijahan ikan.

Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi yang sangat besar, selain untuk wisata karena terumbu karangnya yang indah tetapi juga menjadi tempat yang cocok untuk budidaya ikan, rumput laut kering, dan wisata bahari.

Berdasarkan data daro Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi, terdiri dari perikanan tangkap sebanyak 18.855 ton per tahun, rumput laut kering sebanyak 2.506 ton per tahun, 5.000 kerang mutiara per tahun, dan budidaya ikan kerpu, lobster, dan kuwe sebanyak 73,16 ton per tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun