BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), dan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), saya merasa perlu untuk mengajukan pertanyaan yang mungkin juga pernah muncul dalam benak banyak mahasiswa yang berada dalam tahap studi yang sama: Apakah organisasi-organisasi ini masih memiliki relevansi di era yang terus berubah ini?
Sebagai seorang mahasiswa yang baru saja menyelesaikan satu periode dan bersiap untuk naik ke semester 3, serta telah aktif berpartisipasi dalam tiga organisasi mahasiswa, yaituKetika saya memasuki perguruan tinggi dan memilih untuk terlibat dalam organisasi-organisasi ini, harapan saya adalah dapat memberikan kontribusi nyata pada perubahan positif di kampus kami dan meningkatkan pengalaman belajar saya. Namun, setelah satu periode berlalu, pertanyaan mengenai relevansi organisasi-organisasi ini semakin berkembang dalam pikiran saya.
Perubahan sosial dan teknologi yang terjadi dengan cepat menjadi pertimbangan penting. Saya menyadari bahwa dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, media sosial dan platform online telah menjadi alat yang sangat efektif untuk menyuarakan pendapat dan mengorganisir aktivitas. Pertanyaannya adalah: apakah organisasi-organisasi seperti BEM, HIMA, dan IMM masih diperlukan untuk mencapai tujuan kita? Ataukah kita dapat mencapainya dengan lebih efisien melalui aksi individu atau kelompok yang terorganisir secara mandiri?
Namun, ketika saya merenung tentang pengalaman saya selama satu periode, saya menyadari bahwa organisasi-organisasi ini telah memberikan manfaat yang lebih dari sekadar wadah untuk perubahan sosial. Mereka juga menjadi tempat di mana saya belajar tentang kepemimpinan, berkolaborasi dalam tim, dan mengembangkan berbagai keterampilan sosial yang berharga.Â
BEM memberikan saya kesempatan untuk berbicara atas nama mahasiswa, mempromosikan dan ikut serta dalam aksi isu-isu sosial dan lingkungan, dan berpartisipasi dalam perencanaan berbagai kegiatan kampus yang beragam.Â
HIMA memungkinkan saya untuk menggabungkan minat khusus saya dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, berbagi pengetahuan, dan mengadakan acara yang mendukung pengembangan bidang tersebut. IMM, di sisi lain, telah menjadi komunitas yang mendukung aspek spiritual dan sosial dalam kehidupan mahasiswa muslim.
Jadi, apakah organisasi-organisasi mahasiswa masih relevan? Jawabannya, seperti yang saya temukan setelah satu periode berlalu, adalah bahwa mereka tetap memiliki tempat yang berharga dalam pengalaman mahasiswa. Sementara kita dapat memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk mengorganisir dan menyuarakan pikiran kita, organisasi-organisasi ini juga memberikan peluang berharga untuk pertumbuhan pribadi dan pengalaman kolektif yang unik.Â
Sebagai mahasiswa yang telah melalui satu periode, saya melihat bahwa keseimbangan antara kemandirian dalam mengejar tujuan dan partisipasi aktif dalam organisasi-organisasi ini adalah kunci untuk mendapatkan manfaat maksimal dari pengalaman mahasiswa.
Bagaimana kita dapat menilai relevansi organisasi-organisasi ini? Saya percaya bahwa ini adalah pertanyaan yang perlu terus kita ajukan seiring perkembangan kita sebagai mahasiswa. Kami perlu mempertimbangkan tujuan kami, nilai-nilai yang kami anut, dan dampak yang ingin kami capai.Â
Jika organisasi-organisasi ini tetap memungkinkan kami untuk tumbuh, belajar, dan memberikan kontribusi pada komunitas kami, maka mereka masih memiliki relevansi yang signifikan.