Mohon tunggu...
Alya Anjani
Alya Anjani Mohon Tunggu... Lainnya - 1806026088

MAHASISWA FISIP UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persepsi Masyarakat Kelurahan Tambakaji Kota Semarang Terhadap Vaksinasi Covid-19

9 Desember 2021   08:02 Diperbarui: 9 Desember 2021   08:12 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Alya Anjani (1806026088)

Email : alyaanjani213@gmail.com

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

ABSTRAK

Vaksinasi di Indonesia masih bergantung pada pengetahuan masyarakat awam, proses edukasi dan penyebaran hoax belum sepenuhnya mampu untuk memberikan impact pengetahuan vaksin bagi masyarakat. Melalui penelitian kulitatif penulis menggunakan observasi tehadap masyarakat Kelurahan Tambakaji dengan teknik analisis menggunakan teknik deskriptif melaui literature review berbagai sumber rujukan jurnal dan penelitian sebelumnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi masyarakat Kelurahan Tambakaji mengenai vaksinasi. Masyarakat Kelurahan Tambakaji memiliki persepsi yang berbeda berdasarkan umur, pada usia-usia senja kebanyakan memilih untuk vaksin dengan adanya "anjuran" dari perangkat desa, sedangkan pada usia dewasa-remaja kebanyakan taat pada aturan yang ditetapkan pemerintah. Pada penelitian ini, berdasarkan data yang diperoleh dengan terjun langsung di Kelurahan Tambakaji, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa perspektif-perspektif penduduk Kelurahan Tambakaji terhadap program vaksinasi diantaranya: (1) Tidak percaya dengan covid-19 (2) Vaksin Covid-19 tidak ada gunanya (3) Vaksin melindungi dari Covid-19 (4) Makin banyak yang meninggal setelah di vaksin.

Kata Kunci : persepsi, masyarakat, vaksin, covid-19.

PENDAHULUAN

Dewasa ini, wabah covid-19 melahirkan permasalahan baru terutama bagi Negara kita, terkhusus tentang bagaimana upaya sebuah negara untuk mengurangi meluasnya dan mencegah serta menghentikan wabah covid-19 ini.. Beberapa kebijakan-kebijakan sebuah negara yang dikeluarkan dalam menanggulangi penyebaran virus covid-19 diantaranya diberlaukannya pembatasan sosial (social distancing) dan lockdown. Di beberapa daerah seperti pulau Jawa-Bali terjadi peningkatan kasus virus covid-19, sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Mayarakat (PPKM) khusus wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. Besarnya angka pasien Covid-19 yang terus bertambah di daerah-daerah tersebut membuat kebijakan pemerintah mengenai PPKM memiliki status atau level berbeda disetiap daerah seperti wilayah Jawa Tengah berstatus level 2 sehingga masyarakat mulai mendapat kelonggaran menjalankan aktivitas contohnya beberapa sekolah dan perguruan tinggi mulai dapat memberlakukan sistem blinded yakni pembelajaran offline-online bagi yang sudah vaksin. Informasi yang efektif dan tepat menjadi penentu keberhasilan vaksinasi di tengah masyarakat. Sayangnya, berdasarkan hasil studi pada tahun 2020, Kementrian Kesehatan RI, UNICEF DAN WHO diketahui bahwa 26% masyarakat sama sekali belum pernah mendengar informasi terkait Vaksin covid-19, sedangkan 70% yang mengaku pernah mendengar informasi terkait vaksin mempunyai tingkat kepercayaan yang berbeda-beda. Target sasaran vaksinasi covid-19 di Indonesia sebanyak 181.554.465 jiwa. Hingga 31 Mei 2021, persentase masayarakat yang mendapat vaksin covid-19 baru sebesar 9,04%. Masyarakat yang menjadi sasaran vaksinasi tahap I (tenaga kesehatan, petugas publik dan lansia) sebanyak 40.349.049 jiwa dan hingga saat ini pencapaiannya masih sebesar 26,34%. Pada Jawa Tengah khususnya Kota Semarang, menjadi pusat episentrum penukaran Covid-19, selain karena pusat mobilitas masyarakat yang cukup tinggi juga pusat perekonomian masyarakat dengan sarana transportasi yang relatif mudah. Dari data Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2021 sebanyak 38.747 jiwa dengan jumlah kemtian sebanyak 2.951 kasus per 31 Mei 2021. 1

Awal kemunculan vaksin masyarakat didera hoax cukup banyak dimedia sosial sehingga perlu adanya edukasi terkait vaksin, dalam hal ini Kementrian Kesehatan pihak yang bersangkutan memberikan edukasi pada masyarakat. Dalam hal ini, contoh penelitian tentang pengetahuan vaksinasi yang dilakukan oleh Simbolon, Mulyani, dan Supriyati (2016) yang membahas tentang korelasi sikap, pengetahuan dan persepsi bidan terhadap perilaku adanya vaksin Hepatitis B di daerah Yogyakarta. Hasil dari analisisnya dapat disimpulkan bahwa kebijakan utama untuk mencegah dan meluasnya penularan virus hepatitis B yaitu dengan memotong jalur penularannya sedini mungkin, dan diadakannya imunisasi menyeluruh pada bayi baru lahir juga merupakan upaya yang paling efektif untuk menurunkan resiko terkenanya virus hepatitis B dan karsinoma hepatoselular.

Tidak sepenuhnya usaha pemerintah menekankan penyebaran covid-19 dengan usaha vaksinasi ini berjalan mulus. Tidak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa virus covid-19 yang tengah menyerang merupaan virus yang tidak nyata. Berbagai respon di dapat dari masyarakat tentang adanya dosis vaksinasi yang dikeluarkan pemerintah. Berangkat dari realitas tersebut, tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan persepsi masyarakat terkhusus yang ada di Kelurahan Tambakaji Kota Semarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun