Mohon tunggu...
Alya Diftasya
Alya Diftasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 pada Kegiatan Urbanisasi

30 Juni 2021   15:15 Diperbarui: 30 Juni 2021   15:56 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Urbanisasi merupakan penomena yang sangat berpengaruh bagi perkotaan maupun pedesaan. Mengapa? karena kota yang dipenuhi oleh masyarakat urban akan mengalami kenaikan lonjakan penduduk yang tidak terkendali jumlahnya, sementara itu desa yang ditinggal oleh masyarakatnyanya akan mengalami kelangkaan penduiduk dan tenaga kerja produktif. 

Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Masyarakat menentukan daerah tujuan tidak semata berasal dari pemikiran dan niatan dari diri mereka sendiri, tetapi umumnya berasal dari pengaruh luar yang kuat. Pengaruh tersebut biasanya berupa ajakan yang datang dari orang-orang sekitar yang telah lebih dahulu melakukan urbanisasi, informasi-inforamsi yang ada di media massa tentang daerah tujuan, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Hal inilah yang mendorong masyarakat untuk melakukan urbanisasi dengan tujuan bisa mendapat kehidupan yang layak. 

Para masyarakat urban yang hanya memiliki keahlian bertani akan kesulitan mencari pekerjaan di perkotaan, karena lapangan pekerjaan di kota membutuhkan keahlian yang sesuai dengan bidangnya. Ditambah lagi, lapangan pekerjaan yang juga semakin sedikit sehingga akan terjadi persaingan ketat dalam mencari pekerjaan. 

Masyarakat urban yang tidak memiliki keahlian hanya bisa bekerja sebagai buruh, asisten rumah tangga, tukang kebun atau taman, dan pekerjaan lainnya yang lebih mengandalkan kekuatan ketimbang otak. Sedangakan para pendatang yang tidak mempunyai pekerjaan, umumnya hanya menjadi tunawisma, tunakarya, dan tunasusila. Masalah ini tentunya akan memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan kota sehingga menambah permasalahan yang ada di kota.

Perubahan sosial masyarakat desa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat perdesaan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan sistem kerja, gaya hidup, dan aktivitas ekonomi. Perubahan tersebut bisa ditandai oleh masuknya sistem industri dalam kegiatan pertanian masyarakat desa. 

Contohnya, penggunaan traktor untuk membajak sawah yang menggantikan tenaga kerbau atau sapi. Perubahan alat dan sistem kerja ini, membuat pertanian masyarakat di desa yang semakin modern dan juga membuat hilangnya lapangan pekerjaan untuk sebagian masyarakat pedesaan. Dampak lainnya yang dirasakan adalah hubungan kerja antar-masyarakat semakin jauh dan hilangnya nilai-nilai gotong royong yaitu sikap saling membantu satu sama lain. Perubahan tersebut juga membuat  nilai-nilai tradisional yang mestinya dapat dipertahankan sebagai ciri khas masyarakat perdesaan. 

Dalam masyarakat perdesaan, perubahan juga sering memberikan dampak pada perubahan mata pencaharian mereka. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah yang mengikat pemanfaatan sumber daya alam. Masyarakat desa yang sebagian besar hidup bergantung pada potensi sumber daya alam, mau tak mau harus mencari mata pencaharian lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tentunya kondisi ini memerlukan alat atau keahlian dalam menjalankan aktivitas baru tersebut. 

Selain itu, berkurangnya penduduk desa yang disebabkan oleh arus urbanisasi yang tinggi ke kota, juga sering kali mempengaruhi pola perilaku masyarakat pedesaan. Urbanisasi yang biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki, termasuk yang sudah berkeluarga, akan mempengaruhi sistem kerja di masyarakat desa. Akibatnya, wanita berkeluarga yang ditinggalkan bisa memiliki peran ganda, yakni sebagai ibu yang mengasuh anak dan mengantikan peran suami dengan bekerja di ladang atau sawah.

Masuknya virus COVID-19 pada tahun 2020 juga membuat semua kegiatan masyarakat Indonesia mengalami perubahan secara drastis. Hal ini lah tentu saja berpengaruh cukup besar pada proses urbanisasi. Terutama pada pendistribusian bahan-bahan makanan yang terhambat akibat masuknya virus ini membuat masyarakat perkotaan terlambat mendapat bahan-bahan tersebut. Hal lainnya yang paling dirasakan adalah pengurangan pekerjaan yang dilakukan membuat masyarakat urban yang datang ke kota untuk bekerja terpaksa tidakl agi mempunyai pekerjaan untuk menghasilkan nafkah buat keluarganya. Minimnya pekerjaan dan keahlian juga menjadi faktor utama mereka susah mencari pekerjaan lainnya. 

Dampak yang mereka rasakan adalah sulitnya untuk pulang ke tempat mereka berasal dikarenakan pembatasan pada jalur berpergian serta kurangnya pendapatan yang mereka punya juga menjadi faktor paling utama. Hal tersebut juga membuat daerah-daerah kota beresiko tinggi melonjaknya kasus COVID-19 ini.  

Menumpuknya masyarakat di perkotaan membuat tingkat kenaikan pada virus ini semakin besar. Pengarus virus ini juga membuat orang-orang yang memiliki pendapatan yang tidak  seberapa susah untuk melakukan work from home. Minimnya fasilitas dan juga mereka terbiasa melakukan pekerjaan menggunakan keahlian mereka ketimbang dengan otak membuat terhalangnya mereka sulit untuk bekerja hanya di rumah saja. Melonjaknya masyarakat di perkotaan membuat kota-kota besar yang merupakan tujuan masyarakat urban menjadi zona yang beresiko tinggi tersebarnya virus ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun