Mohon tunggu...
Alya RaniahDinata
Alya RaniahDinata Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Budaya Indonesia dalam Mengikuti Tren Fashion: Antara Identitas Tradisional dan Pengaruh Global

13 Mei 2024   23:41 Diperbarui: 14 Mei 2024   02:12 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebaya menjadi salah satu identitas busana tradisional yang akan selalu terasa spesial saat dikenakan oleh wanita. Meski tren fashion terus berkembang, makna dan sejarah kebaya yang lekat dengan pakaian adat wanita Jawa masih tetap dipertahankan. Bahkan perkembangan model kebaya dari waktu ke waktu juga sangat variatif. Tidak lagi terlihat kaku dan monoton, baju kebaya yang terkesan modern hadir mempercantik tampilan wanita Indonesia di keseharian maupun acara-acara formal.

Dalam beberapa tahun terakhir, isu pelestarian warisan budaya Indonesia dalam konteks penggunaan kebaya sebagai pakaian tradisional versus inovasi dalam mode adalah penting. Tren kebaya crop top dan Korean style menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana menjaga dan menghormati keaslian kebaya sambil tetap beradaptasi dengan perubahan tren mode yang terus berlangsung. Pengaruh Korea dalam mode dunia telah meluas selama beberapa dekade terakhir.

Dengan popularitas K-pop dan drama Korea telah menjadi sumber inspirasi utama bagi desainer dan penggemar busana di seluruh dunia. Kebaya crop top biasanya memiliki potongan yang lebih pendek dari kebaya tradisional. Di sisi lain, gaya korea seringkali menekankan pada kesederhanaan dan kenyamanan, dengan potongan yang longgar namun tetap modis. Kebaya crop top dan kebaya ala Korea mencerminkan perubahan dalam norma budaya dan sosial terkait dengan pakaian tradisional. Isu ini melibatkan diskusi tentang bagaimana tren tersebut mempengaruhi persepsi tentang femininitas, tradisi, dan modernitas dalam masyarakat Indonesia.

Tren kebaya crop top yang salah diidentifikasi dapat menyoroti kekurangan dalam kesadaran budaya dan pendidikan mengenai warisan budaya Indonesia. Hal ini menunjukkan pentingnya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kekayaan budaya Indonesia dan mendorong tanggung jawab dalam menggunakan dan mempromosikan warisan budaya dengan benar. 

Kebaya crop top yang dipasarkan sebagai busana tradisional Indonesia, padahal sebenarnya berasal dari Myanmar, bisa dianggap sebagai penghinaan atau kurangnya penghargaan terhadap warisan budaya Indonesia. Hal ini dapat memicu kekhawatiran akan hilangnya identitas budaya asli dan pelestarian warisan budaya.

Kontroversi seputar penggunaan kebaya crop top dan Korean style juga perlu diperhatikan. Tanggapan masyarakat dan budaya terhadap tren ini dapat mencakup pendapat dari berbagai kalangan, termasuk pandangan agama, norma sosial, dan nilai-nilai tradisional. Banyak warga Indonesia yang beranggapan kebaya crop top yang salah diidentifikasi sebagai busana tradisional Indonesia dapat dianggap sebagai penghinaan terhadap warisan budaya Indonesia. 


Hal ini menciptakan pencitraan yang tidak autentik dalam industri mode dan meningkatkan kekhawatiran akan kurangnya kesadaran budaya dan pendidikan mengenai kekayaan budaya Indonesia. Dampaknya juga dapat dirasakan dalam industri kreatif lokal, dimana penekanan pada tren yang salah identifikasi dapat menggeser perhatian dari desainer dan pelaku industri kreatif Indonesia yang menciptakan dan memperbarui kebaya secara autentik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun