Mohon tunggu...
Alwi Hilir
Alwi Hilir Mohon Tunggu... Guru - ICT TEACHERS OF SMK IMTAQ DARURRAHIM JAKARTA and ISLAMIC RELIGION EDUCATION MAGISTER STUDENTS IN ISLAMIC UNIVERSITY 45 BEKASI JAWA BARAT

Desain pembelajaran adalah bagian dari inovasi pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Industri 4.0 Tantangan Pendidikan Karakter

16 Oktober 2019   18:30 Diperbarui: 24 Oktober 2019   12:11 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NURBAITY S.pd guru SMPN 1 BAJO SOROMANDI KABUPATEN BIMA

Pendidikan karakter dinilai sangat penting dikuasai oleh semua kalangan temasuk oleh seorang tenaga pendidik yang setiap hari mengajar siswa-siswi  di Sekolah. Pendidikan karakter membentuk kepribadian seseorang, puncaknya mental anak bangsa tumbuh secara terukur. Sehingga, anak bangsa tersebut memiliki moral yang kuat, norma sosial yang tinggi dan norma agama yang sesuai dengan ajaran Islam. 

Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan karakter mengalami tantangan yang beragam. Sejak tahun 2016 industri kembali mencuat ke permukaan, bukan hanya Indonesia semua negara di Dunia mengalami hal serupa.    Industri 4.0 merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Industri 4.0 mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan dan komputasi kognitif. Pada revolusi industri keempat atau ini efisiensi mesin dan manusia dilakukan konektivitas dengan internet of things.    Era digital tersebut dinilai menjadi tantangan utama pendidikan karakter, karena sangat mempengaruhi prilaku masyarakat. Untuk itu harus ada pengendalian yang terarah oleh negara dan bangsa Indonesia.

BAGAI buah simalakama, seiring majunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), semakin besar pula tantangan dunia pendidikan yang dihadapi. Peran Iptek ialah bagian sangat penting dalam rotasi zaman. Banyak pengamat dan ilmuwan sepakat bahwa abad ke-21 juga dikatakan sebagai era globalisasi. Era yang mana persaingan semua ruang lingkup menjadi ukuran atas kemampuan penguasaan Iptek. Demikian juga dampak yang muncul terhadap dunia pendidikan. Mampukah sistem pendidikan kita menjawab semua tantangan itu?

Ada banyak pertanyaan yang muncul dalam mencari solusi dari akar permasalahan yang dihadapi pendidikan kita. Masalah dasar juga masih menjadi 'benang merah' sistem pendidikan kita yang sampai saat ini masih belum tuntas untuk menjawab tantangan abad ke-21.    

Berbagai kendala yang merintangi akses pendidikan era globalisasi seharusnya sudah mampu dipecahkan sebab dengan berjalannya kemajuan Iptek tentu akan menimbulkan perubahan dan pergeseran secara luas. Perubahan dan pergeseran ini terjadi karena dampak dari efek domino yang dimunculkan pengembangan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi dunia.
Menyinggung sistem pendidikan kita secara formal tentu tidak terlepas dari pemberlakuan kurikulum yang dipakai sebagai standar nasional. Awal pemberlakuan Kurikulum 2013 atau yang dikenal sebagai K-13 beberapa tahun silam, terjadi pro dan kontra, terutama di kalangan akademisi. Akan tetapi, seiring waktu berjalan kurikulum ini menjadi sebuah pilihan dan kebutuhan yang tepat bagi standar pendidikan nasional.

Kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi yang mewajibkan peserta didik aktif dalam pembelajaran karena dalam konteks era globalisasi akan banyak terjadinya pergeseran dan perubahan nilai-nilai etika budaya, terutama perubahan pada krisis moral.

Kendala pendidikan

Pemberlakuan Kurikulum 2013 tentu bertujuan memenuhi standar pendidikan nasional yang berkarakter. Sebagaimana mengacu pada UU No 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa kurikulum ialah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dalam bingkai K-13 ini telah mencakup integrasi UU itu. Dengan kata lain, kurikulum ini ialah kurikulum terpadu yang mengintegrasikan skill, theme, concept, and topic. Konteks itu banyak dipakai negara maju, AS, salah satu contohnya.

Tentu konteks itu diharapkan menjadi salah satu faktor untuk mengukur sejauh mana kurikulum ini dapat memberi output (hasil), juga bagaimana metode pembelajaran dan penilaian. Jika di atas disampaikan bahwa kemajuan Iptek juga akan berdampak pada tantangan pendidikan, bukanlah sebuah analisis tanpa sebab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun