Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Diabetes Melitus Populer, Bagaimana Mengendalikannya?

16 Mei 2021   20:30 Diperbarui: 16 Mei 2021   20:41 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : www.newscase.com

Penulis : Alviyatun

Perkembangan Diabetes Melitus di Indonesia

Menurut data WHO, Indonesia menempati peringkat keenam negara dengan penderita diabetes tertinggi di dunia, yaitu 10,3 juta pasien pada tahun 2017. Diperkirakan angka tersebut terus meningkat hingga mencapai 16,7 juta orang di tahun 2045 (idntimes.com/health/medical/izza-namira-1/75-tahun-merdeka-tapi-indonesia-belum-bebas-dari-10-penyakit-ini).

Penyakit Diabetes Melitus menjadi urutan ke empat 10 penyakit yang populer di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Infodatin Kementrian Kesehatan RI. Perkembangan jumlahnya semakin hari semakin meningkat dan akan terus meningkat.

Dilansir dari https://bangka.tribunnews.com/2020/12/15/penderita-diabetes-jadi-kelompok-rentan-di-masa-pandemi-ini-yang-harus-dilakukan, pada tahun 2020, prevalensi pasien diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen atau lebih dari 10,8 juta orang.

Jumlah yang terus meningkat ini tentu dipengaruhi oleh beberapa sebab, seperti diungkapkan oleh Ketua Umum PB PERKENI, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD pada Senin (1/7/2019) dalam acara Peluncuran Aplikasi Deep. Bahwa obesitas paling dekat dengan diabetes. Obesitas disebabkan karena terlalu banyak makan tapi kurang olahraga. Negara maju pola hidupnya berubah (https://lifestyle.okezone.com/)

Melihat perkembangan saat ini, penyakit DM mengintai. Bukan karena datangnya yang seperti virus Corona, tapi karena ia tersaji di mana-mana, dengan mudahnya di dapat, karena ia bersarang dalam setiap hidangan yang menggoda. Pun demikian dengan minuman cepat saji yang notabene mengandung tinggi gula dan menawarkan aneka varian rasa yang menarik indera perasa untuk menikmatinya. Semua datang mencarinya.

Bahkan penggemarnya merata dari usia balita sampai usia lansia. Sehingga menjadi sangat mungkin kasus Diabetes melitus akan semakin meningkat, apabila kesadaran melindungi tubuh dari penumpukan zat gula berlebih tidak segera bangkit.

Meningkatnya kadar gula dalam darah

Menurut http://p2ptm.kemkes.go.id/, Diabetus melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologic yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pancreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO,1999).

Jadi cukup jelas bahwa penyebab meningkatnya kadar gula dalam darah karena kegagalan fungsi insulin atau resistensi insulin, yaitu sel-sel tubuh yang seharusnya merespon saat insulin mengatur masuknya glukosa dalam sel tubuh, tetapi ia menolak atau kurang respon. Sehingga kadar gula yang seharusnya menurun setelah insulin bekerja, kadarnya tetap tinggi. Secara normal, kadar gula darah setelah satu jam makan ia meningkat maksimal dan setelah dua jam ia akan kembali normal.

Penyakit Diabetes Melitus adalah suatu penyakit tidak menular di mana kondisi kadar gula dalam darah seseorang melebihi batas normal. Batas normal kadar gula dalam darah sebagai berikut :

Pemeriksaan

Kadar Normal (mg/dl)

Kadar terbaik (mg/dl)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun