Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Kecil Berbisnis dengan Teman

21 Januari 2021   12:18 Diperbarui: 21 Januari 2021   12:23 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gordon Johnson dari Pixabay

Tidak selamanya bisnis (baca:jualan) itu menemani sepanjang hidup kita. Berbeda dengan teman, walaupun sudah tidak bersama lagi, ia masih disebut teman. Hanya saja hubungan menjadi jauh. Teman dan bisnis terkadang menjadi suatu hubungan yang istimewa.

Berawal dari sekedar teman biasa, meningkat menjadi sahabat, selanjutnya terkadang menjadi saudara kental (bahasa Jawanya "sedulur rumaket"). Dalam hubungan pertemanan memang sering kali ada hal-hal istimewa yang membuat saling keterkaitan. Keterkaitan ini bermacam-macam, karena ada rasa saling membutuhkan dan bahkan menguntungkan. Ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja.

Bahkan Balita pun merasakan adanya keterkaitan rasa dengan orang-orang di sekelilingnya, yang juga disebut teman. Seperti ayah, ibu, adik, kakak, balita lain yang sering bersamanya, asisten rumah tangga di rumahnya, mereka adalah teman si Balita. Balita membutuhkan kehadiran mereka, dan mereka pun menyayangi si Balita. Ada ikatan batin yang telah terbentuk di hati kedua pihak tersebut.

Selanjutnya pada anak-anak dan remaja pun sama. Sebenarnya orang-orang di sekelingnya yang menyayangi dan mengasihi selain sebagai saudara dan keluarga, mereka adalah teman. Kepada merekalah semestinya yang menjadi tempat mencurahkan hati (curhat), mengabarkan kegembiraan, dan mencari solusi suatu permasalahan. Walaupun sering kali pada remaja, mereka memiliki tempat di luar keluarga yang dianggapnya adalah teman istimewa. Sehingga ia merasa lebih nyaman dengan teman istimewanya, sebagai tempat curhat.

Pun demikian dengan orang dewasa dan telah berumah tangga. Tak jarang mereka memiliki teman istimewa di luar rumah tangganya, karena berbagai sebab. Seringkali memunculkan masalah baru yang tak diinginkan. Mereka merasa nyaman berada dan bersama teman di luar rumahnya, yang sejatinya semua bisa diperbaiki, dengan komunikasi dan rasa saling mengerti dan memahami.

Adapun bisnis, yang terbangun dari hubungan pertemanan dengan keluarga atau di luar keluarga tentunya bisa berjalan baik jika antara keduanya atau ketiganya atau lebih, saling bisa menjaga amanah. Karena dalam bisnis tentunya ada keterikatan dan kesepakatan yang telah dibuat, untuk mencapai kesejahteraan para pelakunya. Selain menjaga amanah, mestinya ada kepercayaan satu dengan lainnya, yang tentunya telah dibuktikan melalui beberapa rangkaian pengalaman dan jejak sejarah hidup para pelaku.

Semua bentuk bisnis pada umumnya adalah untuk mendapatkan keuntungan dari para pelakunya. Bisnis kebanyakan bentuknya adalah jualan. Bisa jualan barang atau pun jasa.

Suatu hari adik kandung saya memperkenalkan sebuah kegiatan jual beli yang ternyata adalah berbentuk Multi Level Marketing (MLM) Syariah. Pada waktu itu saya cukup tertarik dengan produk-produk yang ditawarkan. Saya pun mulai mencari tahu apa dan bagaimana MLM tersebut, dan akhirnya atas ijin suami saya ikut bergabung di tengah kesibukan sebagai seorang Aparatur Sipil Negara.

Awal bergabung saya mulai mengenal beberapa orang yang akhirnya menjadi teman. Bolehlah dibilang teman bisnis. Hehe. Karena ini adalah kegiatan yang baru pertama saya ikuti, dengan antusias saya mengikuti beberapa training bagi pemula. Di mana posisi saya sebagai Downline dan saya mempunyai Upline. Kepada Upline itulah tempat konsultasi dan ia banyak menolong saya. Minggu berganti minggu, akhirnya saya mulai mengajak suami, saudara kandung, teman-teman dekat, teman-teman sekantor saudara jauh, untuk bergabung dalam MLM tersebut. Tentunya pada awalnya saya menjual produk kepada mereka, dan sambil melakukan perekruktan untuk membentuk jaringan bisnis, agar omset yang didapatkan juga meningkat.

Suatu saat saya dan teman-teman yang baru bergabung, memberanikan diri mengundang sekitar 40 orang yang saya kenal di wilayah Patuk,Gunungkidul. Karena waktu itu saya bertugas di sana. Beberapa persiapan saya lakukan antara lain mengundang Upline untuk menjadi nara sumbernya, karena saya belum berani dan belum mahir, mengundang teman-teman dan kenalan, meminjam produk dari Upline yang telah sukses sebagai bahan presentasi, menyiapkan tempat dan makanan kecil sekedarnya. Sampai waktu undangan yang telah ditentukan, Upline pun sudah hadir, tamu undangan hanya sekitar 8 orang yaitu teman-teman kantor saya.

"Ya sudah, dimulai saja," kata mas Iwan Upline saya yang sudah bersedia  datang dari Jogokaryan, Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun